Jadi soal background checking ini, maka user atau perusahaan berhak menelurkan kebijakannya dalam rangka mitigasi risiko dalam bidang SDM khususnya pada saat perekrutan.
Artinya background checking masihlah wajar diberlakukan karena bagian dari manajemen risiko atau bahkan tidak terlarang diterapkan selama tidak menabrak aturan hukum yang berlaku dalam dunia kerja.
Kenapa user atau perusahaan kekinian menerapkan background checking?
Ya, dalam rangka memitigasi risiko yang merugikan karena salah rekrut tentu langkah penelitian kandidat adalah amat penting.
Tentu saja user atau perusahaan tidak mau dong kalau ternyata karyawan rekrutan adalah pecandu narkoba, punya catatan kriminal hingga terlilit utang yang tidak wajar yang menggangu ekonominya.
Apalagi kalau utangnya adalah akibat judi online, terang saja jadi "penyakit" kalau ada karyawan yang begini.
Keterima kerja eh ternyata bermasalah dan merepotkan, bagaimana kinerja bisa bagus kalau akhirnya yang terjadi adalah seperti di atas realitanya.
Ada lagi yang lebih parah, karyawan rekrutan ternyata terafiliasi dengan jaringan teroris, wah bisa berbahaya bukan kalau begini, dalam hal ini perlu berkaca juga dari kondisi yang menimpa PT KAI, yaitu pernah kecolongan bahwa ternyata pegawainya adalah teroris.
Itulah kenapa mitigasi risiko dalam hal perekrutan itu penting, dan ini pulalah yang mendasari, kenapa background checking ini kekinian diterapkan oleh user atau perusahaan.
Yang jelas, dengan dinamika perekrutan kekinian yang menerapkan background checking ini, maka pelamar kerja haruslah semakin wawas diri.Â