Pertama, pihak manajemen kantor harus menjunjung tinggi prinsip untuk menyadari bahwa talenta-talenta muda kantor lah yang menjadi aset dan bakal jadi penerus. Menyadari bahwa menggembleng talenta-talenta muda kantor adalah demi keberlangsungan masa depan.
Memberikan kepercayaan kepada mereka bukanlah "tabu" tapi ajang menggembleng mereka dalam rangka kaderisasi dan regenerasi.
Sehingga pihak kantor menyadari betul bagaimana pentingnya "menjadikan orang" para talenta-talenta mudanya untuk masa depan kantor.
Kedua, menerapkan suatu sistem bagaimana berprinsip untuk saling menjunjung tinggi, menempatkan rasa tahu diri, wawas diri dan saling menghargai baik itu old talent maupun young talent.
Sejatinya kalau penerapan sistem yang penulis maksudkan di atas jadi patokan para old dan young talent untuk bagaimana saling bersikap empati, hingga tentang etika dan perilaku, maka justru inilah sebenarmya yang akan semakin jadi mempersolid relationship dalam teamwork.
Sehingga tidak akan terjadi yang namanya kondisi saling meremehkan kemampuan masing-masing, menghindari perilaku memantas-mantaskan diri akibat ada yang paling merasa berkuasa, sebab seluruhnya saling tahu diri bagaimana caranya saling menghargai dan menempatkan diri.
Ketiga adalah menjunjung tinggi prinsip bahwa adanya eksistensi young talent di kantor itu adalah untuk saling mengisi dalam teamwork.
Memang, adanya situasional yang saling kompetitif baik iti antara old dan young talent dalam suatu teamwork itu pastilah ada.
Namun demikian bukan berarti hal tersebut justru mengikis soliditas teamwork ataupun membatasi ruang gerak kreatifitas young talent, justru situasional saling kompetitif ini harusnya saling mengisi dan saling wawas.
Hal ini karena, semuanya punya peran dan kewajiban masing-masing untuk saling mendukung agar teamwork tetap kompak dan solid.
-----