Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Toko Buku, Benarkah Kepunahan di Depan Mata?

26 Mei 2023   10:52 Diperbarui: 26 Mei 2023   11:09 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, terkait minat beli buku ke toko buku inilah yang semestinya dicarikan solusinya dan strateginya, sebab hal inilah yang turut menyebabkan kolapsnya toko-toko buku.

Selain itu perlu juga perubahan strategi marketing dan solusi terkait pergerakan secara dinamis kemajuan digitalisasi dunia perbukuan yang kini kita tahu sendiri sudah banyak e-book dan sistem penjualan buku secara online yang semakin mendampaki eksistensi toko buku. 

Disamping itu perlu juga perubahan strategi dan solusi dalam bersaing terkait adanya peredaran buku bajakan yang juga turut andil mendampaki. 

Nah, kalau dijadikan satu semua faktor penyebab tersebut di atas dan tidak ada solusi dan strategi mengatasinya, maka tidak salah kalau satu persatu toko buku tutup alias kolaps enggak mampu bertahan.

Atau dalam artian, kalau toko buku hanya mengandalkan kebiasaan lama dalam menjual buku secara offline atau konvensional, ya bakal sulit bersaing dengan e-book, toko-toko buku online, termasuk perorangan yang menjual buku secara online, jadi ya enggak salah kalau toko buku yang sudah melegenda seperti Toko Gunung Agung pun akhirnya kolaps.

Ilustrasi Gambar Toko Buku Dan Pengunjungnya : Dokumen Foto via Freepik.com
Ilustrasi Gambar Toko Buku Dan Pengunjungnya : Dokumen Foto via Freepik.com

Jujur, di kota Penulis sendiri yaitu Balikpapan, penulis merasakan betul bagaimana toko buku semakin kekinian kian langka, kini toko buku di Balikpapan bisa dihitung dengan jari, bahkan untuk mencapai jumlah sepuluh pun tak sampai.

Padahal, dahulu toko buku menjamur, penulis masih ingat pada tahun 1994-an rajin banget baca buku dan rajin minta belikan buku komik ke toko buku. Pokoknya saat itu toko buku dimana-mana ramai.

Bahkan, saat mahasiswa di tahun 1997-an penulis ingat banget, kalau penulis pernah ikut menjualkan buku karya ayah penulis secara titip jual buku di berbagai toko buku di Balikpapan.

Serunya lagi saat itu, setiap ambil uang hasil titip jual buku karya ayah yang laris manis, penulis sering dapat bonus buku dari toko buku.

Tapi, seiring pergerakan zaman dan desakan digitalisasi dan disrupsi media, kondisi kekinian toko buku memang kian memprihatinkan, toko buku semakin sepi pembeli, karena minat beli buku secara offline semakin menurun drastis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun