Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Makna Ramadan bagi Penderita Gangguan Kejiwaan

1 April 2023   03:51 Diperbarui: 1 April 2023   04:02 1797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah hampir setahun ini saya bermasalah dengan kesehatan mental saya, dalam masa ini pula saya masih harus mengonsumsi berbiji-biji obat anti depresan ataupun obat penenang dari dokter spesialis kejiwaan yang menangani saya.

Ditambah pula sudah hampir setahun ini pula saya masih harus berkutat dengan penyakit pencernaan saya yang cukup kronis yaitu GERD, sehingga saya pun harus mengonsumsi juga obat penyakit ini.

Ya, puasa sebelumnya-sebelumnya saya tidak melaluinya dengan dua gangguan kesehatan di atas, sehingga ya lancar-lancar saja, baru puasa tahun 2023 ini saya melalui dengan kendala dua gangguan kesehatan di atas.

Lantas, bagaimana saya mengatasi kendala tersebut, bagaimana saya menjalani puasa ini?

Sumber foto via freepik
Sumber foto via freepik

Ilustrasi Gambar orang dengan gangguan kejiwaan : Sumber foto via freepik

Ya, awal-awal puasa kendala sakit pencernaan saya cukup mengganggu puasa, tiga hari puasa saya merasa asam lambung saya kerap naik dan bikin nyesek, namun karena saya disiplin mengikuti anjuran dokter penyakit dalam yang menangani saya untuk selalu rutin minum obat sebelum puasa dan sesudah berbuka serta menghindari pantangan penyakitnya. Ternyata hari-hari berikutnya tidak ada kendala. Bahkan saya tak lagi merasakan asam lambung saya kumat.

Nah, yang paling sulit ini adalah berjibaku mengatasi gangguan kejiwaan yang saya alami yaitu panic attack disorder. Ya perlu diketahui juga, orang dengan gangguan kejiwaan seperti saya ini maka serangan panik bisa datang secara tiba-tiba tanpa penyebab. Untuk lebih jelasnya anda bisa baca artikel-artikel saya dalam tautan artikel yang saya tulis ini.

Padahal obat juga selalu rutin saya minum sebelum puasa dan sesudah berbuka dan malam sebelum tidur, tapi serangan panik ini ternyata sering menghinggapi, dan saya rasakan malah lebih kuat dari biasanya.

Hampir saja saya bolong puasa, tapi karena saya berupaya terus mengatasinya dengan cara berzikir, baca al quran, dan berkomunikasi dengan teman yang ada disekitar termasuk istri kalau pas dirumah akhirnya serangan-serangan panik ini bisa saya atasi.

Begitu juga dihari-hari berikutnya puasa kalau serangan panik ini datang melanda, ya saya atasi dengan apa yang sudah saya uraikan tadi diatas. Alhamduillah ternyata bisa. Puasa saya pun lancar jaya.

Oh iya, saya pernah juga berkonsultasi dengan Kompasianer Dokter Andri Sp. Kj terkait kenapa serangan panik ini kok enggak sembuh-sembuh dan sering sekali masih saya alami, padahal saya sudah rutin minum obat. Beliau pernah mengatakan bahwa masih ada sumber stres yang belum teratasi, coba cari sumber stresnya apa katanya.

Setelah dicari-cari apa ya kira-kira sumber stres lain tersebut, eh ketemu juga, ini terdeteksi saat saya kontrol lagi dengan dokter spesialis kejiwaan yang menangani saya, saat itu saya rekom kan juga apa yang disampaikan oleh dr Andri Sp.Kj, setelah dilakukan pendalaman lagi eh ternyata sumber utama stres saya ini adalah dampak saya dari berhenti merokok.

Pantesan kok serangan panik saya malah jadi semakin intens, eh ternyata akibat dampak simultan dari berhenti merokok, ya dari perokok berat berhenti total ternyata menjadi penyebab utamanya.

Setelah terdeteksi sumber stres lainnya ini, serangan-serangan panik tidak lagi seinten sebelumnya, masih ada sih tapi saya bisa mengelolanya dengan positif.

Ya, mungkin bagi Anda terkait apa yang saya alami ini kok aneh ya kok kayak orang gila, serangan panik kok bisa sampai segitunya, tapi ya begitulah memang faktanya, namanya juga kena gangguan kejiwaan.

Sekilas memang orang kena gangguan kejiwaan seperti saya tidak terlihat sakit, bahkan segat bugar, tapi yaitu ternyata jiwanya sakit.

Yang jelas juga, kalau Anda mengalaminya, maka jangan pernah ragu berobat ke dokter kejiwaan, daripada terlambat ditangani lebih baik sesegera mungkin berobat.

Ya, saya merasakan betul ramadhan tahun 2023 ini sangat berat bagi saya, tapi yaitulah tantangan yang saya hadapi, dan saya harus bisa menghadapinya.

Sampai di sini, maka dari apa yang sudah saya uraikan ini, maka dapat diambil makna, bahwa orang sakit seperti saya pun masih bisa berpuasa, tidak ada alasan saya tidak puasa kalau saya tetap punya keyakinan dan perjuangan untuk mengatasi kendala-kendala yang dapat menghambat puasa saya.

Satu hal lagi yang ingin saya sampaikan, ternyata puasa ini justru semakin menenangkan saya, setidaknya saya bisa beradaptasi dan tahu apa yang saya lakukan ketika serangan panik mendera saya.

Nah, inilah yang bisa saya bagikan terkait makna ramadhan bagi penderita gangguan kejiwaan seperti saya, semoga apa yang sudah saya sampaikan ini dapat bermanfaat dan bermakna.

Demikian kiranya artikel ini.

Artikel ke 69 tahun 2023
Samber 2023 hari 1

Sigit Eka Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun