Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Menukar Rezeki Orang Lain Atas Nama Privilese

16 Maret 2023   11:46 Diperbarui: 16 Maret 2023   12:03 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang namanya kalau sudah rezeki itu enggak akan tertukar, tapi bagaimana kalau nasibnya seperti keponakan saya ini, rezekinya ditukar orang lain atau tertukar dengan orang lain secara tidak fair, kalah karena privilese. 

Bukankah kalau yang begini ini adalah privilese yang salah kaprah.

Ilustrasi Privilese dalam kehidupan sehari-hari : Sumber Foro Via Freepik.com
Ilustrasi Privilese dalam kehidupan sehari-hari : Sumber Foro Via Freepik.com

Ya, privilese sejatinya boleh saja diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti privilese pelayanan publik bagi penyandang disabilitas misalnya, privilese pelayanan publik bagi ibu hamil misalnya, privilese nasabah prioritas pada suatu bank misalnya dan privilese bijak yang lainnya.

Privilese itu sejatinya diterapapkan atas nama empati, simpati, dan kebijakan pemerioritasan suatu kegiatan. 

Tapi begitulah, privilese malah sering disalah artikan dan disalah gunakan sehingga malah menimbulkan ketidak adilan dan ketidak setaraaan serta membentuk stratifikasi sosial antara orang istimewa dan orang biasa.

Setiap individu memang punya privilese, tapi haruslah bijak dan tetap mengedepankan empati dalam menerapkannya, jangan seperti kasus yang terjadi pada keponakan saya tadi di atas, rezekinya ditukar orang lain atas nama privilese yang tidak pada tempatnya.

Yang jelas, kalau privilese ini diterapkan dengan picik maka akan dapat menyebabkan Sense of Entitlement, yaitu akan membuat kecenderungan seseorang lebih mementingkan dirinya sendiri. 

Mereka mengira bisa melakukan apa pun seenak udelnya atas nama privilese ini, nah tentunya kalau hal ini juga akan berdampak pada anak juga kalau orangtua salah kaprah mengedukasi privilese ini kepada anak.

Karena bisa dibayangkan kalau sedari kecil anak sudah dibiasakan diprivilese yang salah dalam berbagai hal misalnya, maka anak akan terdidik selalu ingin merasa dispesialkan dan diistimewakan dalam hal apapun.

Sehingga anak akan tidak peduli mana yang salah dan benar, dan enggan menjadi orang yang lebih baik. Mereka merasa punya hak istimewa yang tidak dimiliki orang lain, sehingga berhak mendapatkan lebih dan hidup nyaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun