Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Young Talent Punya Bawahan Old Talent yang Dominan dan Superior, Bagaimana Memanajerialnya?

15 Maret 2023   09:26 Diperbarui: 15 Maret 2023   10:14 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kamu adalah young talent yang memiliki bawahan para old talent?

Kalau iya, apakah kamu sering mengalami kendala karena rasa ewuh-pakewuh maupun dominasi dan superioritas mereka terkait gap usia sehingga membuat kamu terkendala dalam mengelola atau memanajerial mereka?

Ya, kalau kamu sering terkendala dalam memanajerial para old talent ini adalah hal yang wajar dan umum terjadi dimanapun itu kantornya, karena penulis pun mengalaminya. Bahkan, hampir sebagaian besar bawahan penulis ini adalah mereka para old talent. 

Tidak mudah memang, karena kebanyakan para old talent ini masih lebih mengedepankan sisi senior secara usia dibandingkan profesionalitas karena jabatan. 

Meskipun kita adalah atasan para old talent tersebut, tapi kita kerap dipandang sebelah mata, rasa keberterimaan mereka untuk menempatkan kita sebagai atasan mereka masih ada rasa enggan untuk menerima dan tidak profesional menempatkan kita sebagai atasan mereka.

Ilustrasi gambar dari dokumen pribadi
Ilustrasi gambar dari dokumen pribadi

Padahal, dengan dipercayanya kita mengemban amanah menjadi atasan para old talent ini, tentu sudah menjadi keputusan kantor dan kantor memutuskan kita jadi atasan mereka pasti sudah dengan pertimbangan yang sangat matang. 

Kantor tidaklah mungkin akan sembarangan menempatkan para young talent di dalam jabatan atasan kalau young talent tersebut belum eligibel dalam jabatan tersebut, termasuk dalam hal nilai mutu maupun kualitasnya. 

Inilah yang sering menimbulkan konflik akibat gap usia, bahkan konflik bisa semakin meruncing antara atasan yang young talent dan bawahan yang old talent atas keakuannya masing-masing, sehingga terkesan old talent justru jadi para pembangkang dalam teamwork.

Inilah juga yang ternyata membuktikan bahwa old talend boleh senior secara usia tapi belum tentu matang dan dewasa, yang di sini dalam artian, mereka para old talent belum bisa legowo secara dewasa menerima kenyataan yang telah diputuskan oleh kantor bahwa meraka harus dipimpin oleh atasan yang young talent.

Lantas bagaimanakah penulis mengatasi kendala ini?

Ya, awalnya memang tidak mudah bagi penulis beradaptasi dalam memimpin teamwork yang talent-talent-nya didominasi oleh para old talent ini. Apalagi kebanyakan dari mereka dulunya adalah atasan penulis. 

Tapi namanya juga roda terus berputar seiring perjalanan karir, pada waktunya penulispun harus jadi atasan dari para old talent yang dulunya adalah atasan penulis ini.

Ketika tiba masa penulis memimpin mereka, superioritas mereka karena merasa senior usia dan karena penulis pernah jadi bawahan mereka masih terasa begitu dominan, sehingga membuat teakanan-tekanan tersendiri dan menjadi tantangan tersendiri bagi penulis dalam memimpin teamwork.

Tentu penulis tidak bisa membiarkan situasi ini berlarut-larut, sebab kalau didiamkan maka kewibawaan dan pamor penulis sebagai atasan mereka akan semakin kalah dengan dominasi sikap superioritas mereka.

Sehingga dalam hal ini penulis menerapakan strategi diantaranya;

1. Briefing (Jam Pimpinan) secara berkala.

Ilustrasi gambar dari dokumen pribadi
Ilustrasi gambar dari dokumen pribadi
Ya, inilah salah satu strategi yang bisa diterapkan, adakan briefing (jam Pimpinan) secara berkala setidaknya dua kali dalam seminggu, hal ini dilakukan dalam rangka mempertegas atau mendokrtin kepada para old talent bahwa kitalah atasan mereka. 

Berikan pengarahan yang cerdas, edukatif, dan mendewasakan dalam memimpin brifing tersebut, tegur old talent yang kira-kira tidak memperhatikan apa yang kita sampaikan. Tegaskan bahwa kita berdiri dihadapan mereka adalah atas dasar keputusan kantor. 

Dengan secara berkalanya kita tampil berbicara dan memberi pengarahan sebagai atasan dihadapan para old talent.

Setidaknya sebagai langkah penegasan wibawa kita kepada mereka bahwa siapa sebagai atasan dan sebagai bawahan, sekaligus mematahkan superioritas dan dominasi pandangan kesenioran mereka secara usia.

2. Panggil old talent yang jadi bawahan ini secara empat mata dan bergiliran diruangan.

Panggil para bawahan old talent kita keruangan, berbicaralah empat mata secara humanis dari hati ke hati dan hati-hati kepada mereka, perlakukan mereka secara dewasa meskipun mereka bawahan kita.

Ketika sudah saling berhadapan, maka tegaskan kepada mereka bahwa kita menghormati mereka secara usia tapi mereka haruslah tetap profesional juga dalam menghargai hubungan hierarki dan mendukung kinerja teamwork dengan lebih mengedepankan kolaborasi serta partnership dalam teamwork.

Strategi ini efektif diterapkan dalam rangka semakin menandaskan hubungan hierarki, sehingga para old talent yang jadi bawahan kita ini semakin teredukasi dengan matang dan dewasa untuk semakin menerima keberadaan kita sebagai atasan mereka.


Ilustrasi Gambar Young Talent Punya Bawahan Old Talent : Sumber Foto Via Freepik.com
Ilustrasi Gambar Young Talent Punya Bawahan Old Talent : Sumber Foto Via Freepik.com

3. Jangan ragu memberikan punishment bila old talent memang melakukan pelanggaran.

Bila memang ada old talent yang melakukan tindakan pelanggaran, maka jangan pernah ragu untuk memberikan punishment sesuai tingkatan berat dan ringan pelanggarannya.

Hal ini akan semakin menegaskan reputasi kita sebagai atasan, bahwa siapapun baik itu bawahan yang young talent maupun bawahan yang old talent sekalipun, kalau melakukan pelanggaran dalam teamwork, maka akan diberikan punishment yang setimpal dengan berat dan ringannya pelanggaran yang dilakukan.

Ya, inilah kira-kira yang bisa penulis refrensikan melalui artikel ini, semoga bisa semakin menambah waawasan yang bermanfaat bagi bersama.

Yang jelas, ketika kamu adalah young talent yang memiliki bawahan para old talent, maka kamu harus bisa menempatkan dirimu dalam jabatan tersebut.

Artinya kamu harus bisa memanejarial para old talent tersebut. Seperti apa yang sudah penulis terapkan ini misalnya.

Oleh karenanya ketika kamu terbentur kendala dengan dominasi dan superioritas para old talent karena gap usia, maka kamu harus bisa berdiri tegak menjaga wibawa dan reputasimu.

Demikian kiranya artikel ini, semoga bermanfaat.

Artikel ke-59, tahun 2023.

Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun