Lantas bagaimanakah penulis mengatasi kendala ini?
Ya, awalnya memang tidak mudah bagi penulis beradaptasi dalam memimpin teamwork yang talent-talent-nya didominasi oleh para old talent ini. Apalagi kebanyakan dari mereka dulunya adalah atasan penulis.Â
Tapi namanya juga roda terus berputar seiring perjalanan karir, pada waktunya penulispun harus jadi atasan dari para old talent yang dulunya adalah atasan penulis ini.
Ketika tiba masa penulis memimpin mereka, superioritas mereka karena merasa senior usia dan karena penulis pernah jadi bawahan mereka masih terasa begitu dominan, sehingga membuat teakanan-tekanan tersendiri dan menjadi tantangan tersendiri bagi penulis dalam memimpin teamwork.
Tentu penulis tidak bisa membiarkan situasi ini berlarut-larut, sebab kalau didiamkan maka kewibawaan dan pamor penulis sebagai atasan mereka akan semakin kalah dengan dominasi sikap superioritas mereka.
Sehingga dalam hal ini penulis menerapakan strategi diantaranya;
1. Briefing (Jam Pimpinan) secara berkala.
Ya, inilah salah satu strategi yang bisa diterapkan, adakan briefing (jam Pimpinan) secara berkala setidaknya dua kali dalam seminggu, hal ini dilakukan dalam rangka mempertegas atau mendokrtin kepada para old talent bahwa kitalah atasan mereka.Â
Berikan pengarahan yang cerdas, edukatif, dan mendewasakan dalam memimpin brifing tersebut, tegur old talent yang kira-kira tidak memperhatikan apa yang kita sampaikan. Tegaskan bahwa kita berdiri dihadapan mereka adalah atas dasar keputusan kantor.Â
Dengan secara berkalanya kita tampil berbicara dan memberi pengarahan sebagai atasan dihadapan para old talent.
Setidaknya sebagai langkah penegasan wibawa kita kepada mereka bahwa siapa sebagai atasan dan sebagai bawahan, sekaligus mematahkan superioritas dan dominasi pandangan kesenioran mereka secara usia.