Penyakit kronis dalam suatu kantor itu adalah, banyaknya user atau atasan yang dalam menerapkan leadership-nya terlalu otokratis dan micro-manage.
Atau dalam artian di sini, mentang-mentang berkuasa punya jabatan jadi bossy banget, bahkan terlalu mengurusi hal-hal yang kecil-kecil yang semestinya dalam tingkatan karyawan saja selesai urusan tapi bos ikut juga ngurusin.
Jadi, agar kiranya leadership yang demokratislah yang semestinya diterapkan dan lebih mengedepankan kolaboratif bukan karena punya kuasa karena jabatan.
4. Di-backup oleh masing-masing team leader ketika berbuat salah.
Paling sering terjadi juga adalah ketika bawahan berbuat salah tapi seringnya malah semakin dipojokan dan diberi punishment yang enggak obyektif oleh atasan.
Atau maksudnya di sini adalah si atasan cari selamat sendiri, tidak ingin kena marah atasannya juga akibat kesalahan bawahannya tersebut, padahal semestinya team leader yang baik ya harus berani pasang badan atas kesalahan bawahannya tersebut.Â
5. Diapresiasi ketika punya prestasi.
Ya, karyawan itu perlu diapresiasi ketika berprestasi, jangan hanya biasa-biasa saja dan datar-datar saja ketika karyawan berprestasi, tentu saja karyawan akan kecewa, padahal sudah berbuat yang terbaik buat teamwork dan organisasi tapi diapresiasipun tidak, jadi ya apresiasilah mereka ketika berprestasi.
6. Jenjang karier jelas dan transparan.
Inilah juga yang perlu diperhatikan, karier harus jelas roadmap-nya, jangan samar-samar, sebab kesannya jadi enggak jelas, jangan lama-lama kalau mendudukan posisi karyawan dalam jobdesc-nya, kalau memang sudah waktunya promosi jabatan dan memang sudah eligibel ya segera di promosikan.
7. Terpeliharanya working environment.