Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dari Perokok Berat Akhirnya Saya Berhenti Merokok, Bagaimana Bisa?

2 Februari 2023   11:57 Diperbarui: 2 Februari 2023   12:09 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar stop merokok | Sumber Gambar: Freepik.com

Saya adalah termasuk perokok berat, dalam sehari bisa menghabiskan dua bungkus rokok dengan komposisi 2,2 mg nikotin dan 31 mg tar. 

Sehari saja tak merokok rasanya seperti orang ling lung, bingung dan enggak bisa mikir, pokoknya setiap 2 jam harus merokok dan bisa semakin deras kalau kerjaan lagi banyak-banyaknya. Apalagi kalau banyak yang dipikirkan.

Ya, perokok berat ditambah pula saya penyuka kopi, pas banget sudah pasangan sejati, rokok dan kopi, begitu terus setiap harinya, rokok dan kopi enggak putus.

Tentu saja apa yang menjadi gaya hidup dan kebiasaan saya ini jelaslah tidak sehat, risiko menderita berbagai penyakit akibat racun-racun rokok dan overdosis kafein pada kopi sangat rentan mendampaki saya. 

Tapi ya itu, meski saya tahu apa itu risiko buruknya bagi kesehatan saya, tapi saya tak mengubris itu semua, bahkan peringatan dari istri yang terus berulang dan berulang pun tak saya gubris.

Tapi pada akhirnya, apa yang sekilas saya kisahkan diatas berubah 180 derajat, ya pada akhirnya saya bisa berhenti merokok total.

Lantas bagaimana bisa, dari yang semula saya adalah perokok berat kok bisa berhenti total?

Ya, awal mulanya bagaimana ceritanya adalah saat saya terpapar covid berat lah yang mengawali saya untuk berhenti merokok untuk sementara waktu.

Kenapa sementara waktu? Sebab kedepan ternyata, setelah sembuh dari covid, saya ternyata kumat, alias bandel, karena kembali merokok lagi.

Memang waktu kena covid parah saya bisa berhenti merokok, apalagi setelah mengetahui bagaimana kondisi paru-paru saya kala itu dan kondisi kesehetan saya secara keseluruhan.

Jujur saja, meski saat itu saya sedang kena sakit covid berat, saya masih merasa sangat terpaksa berhenti merokok, karena dibenak saya masih terbersit keinginan untuk merokok lagi setelah sembuh.

Padahal loh saat itu kondisi saya sebenarnya mengkhawatirkan lah pokoknya, tapi entahlah kok bisa-bisanya rokok masih memcemari dan meracuni benak pikiran saya. 

Bisa jadi ini lah yang namanya proses pelepasan nikotin dan tar dalam tubuh yang mendampaki saya, sehingga saya addict baik itu secara fisik maupun pikiran.

Benar saja ternyata, pasca saya sembuh dari covid yang sempat membuat saya berhenti merokok kurang lebih 1,5 bulanan eh karena sudah merasa sehat dan memang sudah enggak tahan banget pingin merokok lagi saya akhirnya merokok lagi deh.

Betapa kecewanya istri saya ketika melihat kenyataan saya merokok lagi, padahal saya sudah sempet berhenti 1, 5 bulan, istri saya pun hanya bisa diam saja tanpa sepatah kata pun lagi terucap kepada saya ketika mengetahui kenyataan saya merokok lagi ini.

Istri saya sepertinya sudah lelah mengingatkan saya dan marah dalam diam dan memberlakukan punishment kepada saya, berlaku mendiamkan saya ketika saya akhirnya merokok lagi.

Ilustrasi gambar stop merokok | Sumber Gambar via Alodoc.com
Ilustrasi gambar stop merokok | Sumber Gambar via Alodoc.com

Namun come backnya saya merokok ini hanya bertahan sekira 1 bulanan saja, pada akhirnya saya memutuskan berhenti merokok total alias nekat secara frontal berhenti merokok total bukan karena niat.

Kok bisa? Bukan karena niat tapi karena nekat?

Padahal, kan kata orang-orang diluaran sana, berhenti merokok itu bisa kalau memang di niatin.

Ya, orang gomong begitu sih gampang, tapi bagi perokok berat untuk meniatinya itu loh susah banget. Makanya berhenti merokok itu ternyata tak cukup hanya niat, tapi harus dibarengi dengan keputusan nekat.

Lantas juga, apa yang menyebabkan saya nekat berhenti merokok ini?

Ya, ada yang aneh memang ketika saya merokok lagi, ternyata saya tidak lagi bisa menikmati rasa tar dan nikotin seperti sebelum-sebelumnya, entah kenapa berbatang-batang rokok yang saya habiskan ketika saya merokok bersama regukan bercangkir-cangkir kopi kok enggak ada rasa nikmat-nikmatnya lagi. Kok rasak rokok ini enggak seperti dulu lagi nikmatnya kok kopi pun rasanya jadi enggak nikmat banget.

Apalagi pas habis makan, biasanya kan nikmat dan enak banget ngisap sebatang hingga dua batang rokok, tapi ini kok aneh, rasanya sudah enggak enak blas, heran dan bingung juga sih saya. Kok bisa begitu ya. (Mudahan juga ada yang bisa menjawab apa yang saya alami ini).

Kalau begini caranya ya sudah, lah, saya berhenti merokok saja, lah, percuma, kan, saya merokok lagi kalau saya enggak bisa menikmati lagi rasa rokok ini.

Ya, inilah akhirnya yang membuat saya nekat berniat memutuskan berhenti merokok secara total. 

Memang godaan untuk kembali merokok tetap mendampaki diri saya, tapi tidak semasif dulu, kali ini bisa saya tolak dengan keras, bahkan ketika "sakau" parah akibat dampak putus tar dan nikotin pun bisa saya atasi.

Ya, sampai suatu ketika akhirnya pikiran sayapun kembali menerawang saat saya kena covid silam, saya kembali teringat ketika saya berjuang keras untuk sekedar bernapas.

Ketika mengingat ini, saya jadi terdiam sendiri dan membuat saya lama duduk merenung dalam-dalam entah untuk berapa jam lamanya.

Ya sudahlah, dari rasa enggak nikmat lagi merokok dan hasil perenungan ini, saya fix-kan saja lah sudah, bahwa saya harus berhenti merokok total termasuk berhenti ngopi.

Alhamdulillahnya, sampai sekarang ini saya bisa. Enggak sama sekali lagi ada pikiran merokok, enggak tergoda lagi merokok, bahkan diiming-imingi sekalipun, tak mempan bagi saya.

Istri saya pun senang dan bahagia banget tahu suaminya ini berhenti merokok dengan sendirinya.

Istri saya pun bertanya, Suamiku sayang, kamu kok bisa sadar berenti ngerokok?

Saya jawab, ya nekat berenti.

Nekat gimana? dan kok bisa? Tanya istri saya.

Udahlah kalo mau tahu ceritanya, baca aja artikelnya entar di Kompasiana. Kata saya.

Ditulis di Kompasina? Tanya istri saya lagi

Iya, baca aja pokoknya. Kata saya lagi.

Ya, itulah sharing pengalaman saya soal bagaimana saya akhirnya bisa berhenti merokok, mudahan Anda-anda yang perokok berat bisa mengikuti jejak saya untuk berhenti merokok total. Enggak merokok itu ternyata memang sehat dan rasanya lebih segar. Beda kok memang tubuh ini rasanya lebih lega gimana gitu.

Sebagai pengingat saja, ada dua pesan dari saya, berhentilah merokok sebelum sakit akibat dampak merokok, berhenti merokok itu jangan hanya sekedar niat saja tapi niat dibarengi dengan "nekat".

Buktinya apa bahwa berhenti merokok itu jangan hanya sekedar niat saja tapi niat dibarengi "nekat"?

Saya lah buktinya!

Enggak percaya? 

Silahkan konfirmasi saya, konsultasi pun juga boleh kok. 

Demikian artikel yang diangkat dari pengalaman nyata saya ini, semoga bermanfaat.

Artikel ke-15, tahun 2023.

Sigit Eka Pribadi.

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun