Jujur saja, meski saat itu saya sedang kena sakit covid berat, saya masih merasa sangat terpaksa berhenti merokok, karena dibenak saya masih terbersit keinginan untuk merokok lagi setelah sembuh.
Padahal loh saat itu kondisi saya sebenarnya mengkhawatirkan lah pokoknya, tapi entahlah kok bisa-bisanya rokok masih memcemari dan meracuni benak pikiran saya.Â
Bisa jadi ini lah yang namanya proses pelepasan nikotin dan tar dalam tubuh yang mendampaki saya, sehingga saya addict baik itu secara fisik maupun pikiran.
Benar saja ternyata, pasca saya sembuh dari covid yang sempat membuat saya berhenti merokok kurang lebih 1,5 bulanan eh karena sudah merasa sehat dan memang sudah enggak tahan banget pingin merokok lagi saya akhirnya merokok lagi deh.
Betapa kecewanya istri saya ketika melihat kenyataan saya merokok lagi, padahal saya sudah sempet berhenti 1, 5 bulan, istri saya pun hanya bisa diam saja tanpa sepatah kata pun lagi terucap kepada saya ketika mengetahui kenyataan saya merokok lagi ini.
Istri saya sepertinya sudah lelah mengingatkan saya dan marah dalam diam dan memberlakukan punishment kepada saya, berlaku mendiamkan saya ketika saya akhirnya merokok lagi.
Namun come backnya saya merokok ini hanya bertahan sekira 1 bulanan saja, pada akhirnya saya memutuskan berhenti merokok total alias nekat secara frontal berhenti merokok total bukan karena niat.
Kok bisa? Bukan karena niat tapi karena nekat?
Padahal, kan kata orang-orang diluaran sana, berhenti merokok itu bisa kalau memang di niatin.
Ya, orang gomong begitu sih gampang, tapi bagi perokok berat untuk meniatinya itu loh susah banget. Makanya berhenti merokok itu ternyata tak cukup hanya niat, tapi harus dibarengi dengan keputusan nekat.