Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Interviewer Pun Mesti Bertata Krama kepada Kandidat

25 Januari 2023   07:21 Diperbarui: 15 Februari 2023   13:37 1414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar suasana interview | Sumber Foto: Freepik.com

Interviewer pun mesti bertata krama dalam mewawancara kandidat.

Ya, kenapa penulis mengangkatnya menjadi tema artikel ini, ini karena pada banyak kasus di lapangan, justru pihak interview lah yang seringkali enggak komitmen dengan tugasnya.

Mentang-mentang merasa posisinya di atas angin, interviewer justru berlaku mau enaknya sendiri, semaunya sendiri kepada kandidat hingga berujung mengabaikan pakem-pakem yang sudah ditentukan oleh kantor ataupun perusahaan yang akan merekrut kandidat.

Padahal sejatinya, interviewer itu duta kantor dan proses interview itu merupakan sarana saling mengenal baik itu antara kandidat maupun pihak kantor yang akan merekrut. Sehingga interaksi yang terjadi seharusnya adalah saling sharing dan saling menggali.

Proses interview itu bukan hanya pihak rekruter saja yang berhak menggali informasi tentang kandidat tapi berimbang, baik itu kandidat maupun pihak suatu kantor atau rekruter boleh saling bertukar dan menggali informasi.

Boleh dong kandidat mau tahu bagaimana kondisi suatu perusahaan ataupun kantor itu seperti apa dan tentunya hal yang wajar kalau kandidat pengen tahu begitukan, mereka kan juga perlu dan berhak selektif dan mengemukakan pendapat juga toh.

Nah, sampai di sini, maka inilah juga sebenarnya yang akan penulis uraikan terkait tata krama pihak interviewer kepada kandidat. 

Lantas kaitannya dengan itu, tata krama interviewer ini apa sih?

1. Interviewer harus tahu kapan timing yang tepat mewawancara kandidat.

Ya, interviewer yang menghargai dan memahami worklife balance kandidat itu pasti akan menjadwalkan interview secara bijak.

Tidak mendadak kandidat untuk wawancara tanpa notif sebelumnya atau bahkan mewawancara kandidat pada malam hari.

Setidaknya, kalau interviewer itu mau mewawancara kandidat jangan dadakan dan maunya sendiri, kapan maunya atau sregnya interviewer ya saat itu juga kandidat di-interview bahkan malam hari pun tak perduli. Waduh, jangan gitu juga kali.

Nah, jelas bukan, kalau yang begini kalau dikatakan enggak bertata krama pantas bukan, yang jelas kandidat ya bisa mikir-mikir kalau begini caranya. Iya kan.

Ilustrasi gambar suasana interview | Sumber Foto: Freepik.com
Ilustrasi gambar suasana interview | Sumber Foto: Freepik.com

Jadi, ya yang sewajarnya lah, beritahu beberapa hari sebelumnya kapan kandidat akan di-interview dan interview-nya juga wajarnya ya dijam kerja.

2. Interviewer jangan sampai under perform dan seadanya saat meng-interview kandidat.

Kandidat ketika dinotif untuk interview pastinya mereka akan mempersiapkan diri. Mereka pasti akan berupaya optimal "menjual dirinya" dengan santun dan bijak.

Tapi bagaimana kalau justru sebaliknya malah interviewer-nya yang under perform, bahkan mewawancara seadanya dan terkesan meremehkan dan enggak niat mewawancara kandidat.

Memberikan pertanyaan sekenanya misalnya, tidak memandang kandidat misalnya, terlihat acuh misalnya, dan sebagainya.

Jelas banget di sini tata krama diabaikan, jadi ya jangan begitulah, interviewer itu harus "berisi" sebelum mewawancara kandidat dan tampil sebagai interviewer yang pro player dengan tidak memandang remeh kandidat.

3. Interviewer juga harus transparan dalam menjawab feed back dari kandidat.

Ya, kandidat berhak tahu apakah suatu kantor ataupun perusahaan itu sehat atau tidak, pro atau tidak, kinerjanya bagus atau tidak.

Ilustrasi gambar suasana interview | Sumber Foto : Freepik.com
Ilustrasi gambar suasana interview | Sumber Foto : Freepik.com

Jadi ketika ada feed back ataupun pertanyaan balik dari kandidat tentang kantor ya harus dijawab secara bijak, pro dan transparan. 

Bukan dibantah dengan jawaban "untuk apa kamu tahu soal itu" misalnya, "itu bukan urusanmu" misalnya, dan sebagainya, semestinya kalau yang terjadi seperti itu ya dijawab dengan elegan kan lebih bertata krama.

4. Jangan perankan gestur bahasa tubuh yang antagonis kepada kandidat.

Ya, ketika kandidat direspon dengan gestur bahasa tubuh yang antagonis tentu saja kandidat bakal kabur seperti melihat "hantu".

Karena apa, ya jelaskan ini akan terlihat bahasa penolakan hingga menyinggung perasaan kandidat. Padahal kan kandidat itu mestinya diorangkan bukan disepelekan.

Nah, sampai di sini mudahan sudah bisa terlihat apa yang penulis maksudkan kenapa interviewer pun mesti bertata krama kepada kandidat. Semoga juga apa yang sudah penulis sharing ini bisa menjadi wawasan bersama.

Demikian kiranya artikel singkat ini. Semoga bermanfaat.

Artikel ke-10 tahun 2023.

Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun