Nah kalau sudah begini, tetapkah Anda berhubungan dengan rekan kerja Anda tanpa menyaring yang mana layak dianggap teman ataupun partner kerja yang sejati?
Tentu saja kita perlu selektif bukan?
Yang jelas selektif disini bukanlah berarti terlalu pilih-pilih berteman dengan rekan kerja, tapi selektif dalam rangka profesionalitas berkaitan dengan tugas pokok masing-masing.
Oleh karenanya dalam hal ini penulis menyarankan, lebih baik Anda menjalin relationship antar rekan kerja itu selektif. Bergaulah dengan mereka yang protagonis, mereka yang kualitas obrolannya menambah wawasan, mereka yang diskusinya menambah skill, dan hal positif lainnya.Â
Hindarikah mereka-mereka yang cuman bikin toksik dan antagonis yang hari-harinya cuman ingin meracuni Anda.
Yang pasti, bagaimana circle pertemanan yang positif dan healthy di lingkungan kerja itu adalah ketika Anda sukses dalam karier mereka selalu ikut merasa senang dan bahagia, bukannya malah iri dan dengki, bahkan akan menjatuhkan Anda dengan berbagai cara.
Nah, pada momen Anda sukses dalam karier ini jugalah pada akhirnya Anda akan dapat mengetahui secara fakta mana saja mereka yang ternyata jadi antagonis bagi Anda, akan terlihat mana yang bermuka dua alias bermanis di depan Anda tapi menusuk dibelakang Anda.
Jadi, daripada Anda terjebak dalam circle pertemanan yang dapat berdampak buruk pada karier Anda, maka ada baiknya Anda selektif dalam circle pertemanan ini di kantor.
Pilahlah dengan bijak mana yang patut Anda jadikan partner pertemanan Anda atau protagonis bagi Anda dan mana yang harus Anda hindari atau antagonis bagi Anda.
Tapi juga bukan berarti ketika Anda sudah tahu mana mereka yang jadi antagonis bagi Anda justru Anda jadi haters mereka bahkan sama sekali tidak mau berhubungan dengan mereka, ya jangan jugalah begitu.