Bagaimana pergaulan Anda dalam hubungan kerja Anda dengan sesama rekan kerja Anda pada lingkungan kerja di kantor Anda?
Apakah Anda bergaul dengan semua rekan kerja Anda secara acak atau keseluruhan tanpa pandang bulu kepada siapa pun?
Ataukah Anda justru lebih selektif dalam bergaul dengan rekan kerja Anda?
Ya, kedua opsi di atas masing-masingnya tinggal bagaimana Anda saja sih sebenarnya.
Hanya saja yang jadi pertanyaan itu adalah apakah kalau rekan kerja Anda adalah bersifat toksik bahkan berperan antagonis bagi Anda, tetapkah Anda bergaul atau berhubungan dengannya?
Sebab, dalam lingkungan kerja itu, tidaklah menutup kemungkinan atau malah hampir dipastikan ada rekan kerja yang toksik dan antagonis, bahkan enggak bermutu dan berkualitas.
Enggak bermutu dan berkualitas yang bagaimana?
Ya, mereka yang sukanya ngerecokin karier Anda misalnya, yang sukanya jadi provokator misalnya yang obrolannya enggak ada bagus-bagusnya misalnya dan sifat antagonis lainnya.
Karena orang-orang yang seperti penulis gambarkan di atas pasti ada. Mereka akan selalu menjadi "trouble of a friend" sepanjang waktu.
Nah kalau sudah begini, tetapkah Anda berhubungan dengan rekan kerja Anda tanpa menyaring yang mana layak dianggap teman ataupun partner kerja yang sejati?
Tentu saja kita perlu selektif bukan?
Yang jelas selektif disini bukanlah berarti terlalu pilih-pilih berteman dengan rekan kerja, tapi selektif dalam rangka profesionalitas berkaitan dengan tugas pokok masing-masing.
Oleh karenanya dalam hal ini penulis menyarankan, lebih baik Anda menjalin relationship antar rekan kerja itu selektif. Bergaulah dengan mereka yang protagonis, mereka yang kualitas obrolannya menambah wawasan, mereka yang diskusinya menambah skill, dan hal positif lainnya.Â
Hindarikah mereka-mereka yang cuman bikin toksik dan antagonis yang hari-harinya cuman ingin meracuni Anda.
Yang pasti, bagaimana circle pertemanan yang positif dan healthy di lingkungan kerja itu adalah ketika Anda sukses dalam karier mereka selalu ikut merasa senang dan bahagia, bukannya malah iri dan dengki, bahkan akan menjatuhkan Anda dengan berbagai cara.
Nah, pada momen Anda sukses dalam karier ini jugalah pada akhirnya Anda akan dapat mengetahui secara fakta mana saja mereka yang ternyata jadi antagonis bagi Anda, akan terlihat mana yang bermuka dua alias bermanis di depan Anda tapi menusuk dibelakang Anda.
Jadi, daripada Anda terjebak dalam circle pertemanan yang dapat berdampak buruk pada karier Anda, maka ada baiknya Anda selektif dalam circle pertemanan ini di kantor.
Pilahlah dengan bijak mana yang patut Anda jadikan partner pertemanan Anda atau protagonis bagi Anda dan mana yang harus Anda hindari atau antagonis bagi Anda.
Tapi juga bukan berarti ketika Anda sudah tahu mana mereka yang jadi antagonis bagi Anda justru Anda jadi haters mereka bahkan sama sekali tidak mau berhubungan dengan mereka, ya jangan jugalah begitu.
Sebab mereka pasti akan tahu kalau Anda bersikap jadi haters mereka dan menjauh hubungan dari mereka. Kalau terlalu kentara begini justru mereka bakal lebih intens lagi ngerecokin Anda, bahkan blak-blakan menyatakan perang terbuka dengan Anda.
Oleh karenanya dalam hal ini diperlukan juga kedewasaan sikap dan pola pikir yang bijak agar mereka yang jadi antagonis bagi Anda ini tidak semakin ngerecokin Anda.
Nah, kurang lebihnya inilah yang bisa penulis sarankan terkait bagaimana sebijaknya Anda menjalin hubungan atau berpartner dengan rekan kerja Anda di kantor.Â
Selanjutnya tinggal bagaimana Anda saja. Setuju dengan apa yang penulis sampaikan ya boleh, enggak sepakat ya enggak apa-apa.
Demikian kiranya artikel singkat ini. Semoga dapat bermanfaat.
Artikel ke 9 tahun 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H