Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bagaimana Sebaiknya Colab yang Bijak antara Young Talent dan Old Talent dalam Teamwork?

3 Desember 2022   12:40 Diperbarui: 4 Desember 2022   05:05 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar Colab Karyawan Old and Young di Kantor | Sumber Gambar : Freepik.com

Hai leader, hai generasi baby boomers dan generasi X,Y,Z. Apakah dalam teamwork Anda sering terjadi problematika-problematika seperti di bawah ini?

Terjadi kendala ketidak-solidan dan ketidak-kompakan karena adanya egosentris dan idealisme masing-masing terkait siapa karyawan junior dan siapa karyawan senior? 

Termasuk problematika gap usia siapa lebih tua dan siapa yang muda di kantor?

Atau dalam artian lain, teamwork tidak solid karena persoalan old talent dan young talent yang saling berkonflik, berseteru, dan bersaing.

Padahal sebenarnya antara old talent (Generasi Baby Boomers) dan young talent (Generasi X,Y,Z) ini berada pada posisi jabatan yang selevel, tapi ya realitanya gap usia inilah yang sering jadi masalah pelik sehingga berdampak pada kinerja teamwork.

Bahkan, pada banyak kasus, ketika para generasi X,Y,Z berada pada level setingkat lebih tinggi dari para generasi baby boomers, justru para para generasi X,Y,Z terbawa jumawa.

Mentang-mentang posisinya sudah di atas, malah bertindak tak etis, tak beretika, dan tak mengorangkan para generasi baby boomers.

Sebaliknya juga, ketika para generasi baby boomers-nya yang berada pada posisi setingkat lebih tinggi dari para generasi X,Y,Z justru para generasi baby boomers lebih otokratif ataupun otoriter.

Bahkan mentang-mentang merasa senior secara usia dan posisi jabatannya lebih tinggi dan merasa lebih berpengalaman dari para generasi X,Y,Z malah bertindak semena-mena dan meremehkan kemampuan para generasi X,Y,Z.

Ya, begitulah kira-kiranya realita dinamika dunia kerja yang nyata terjadi dalam suatu teamwork terkait persoalan old talent (generasi baby boomers) dan young talent (generasi X,Y,Z).

Jujur saja dan tidak dimungkiri juga, apa yang penulis uraikan di atas, itulah juga yang jadi problematika penulis dalam memimpin teamwork penulis.

Lantas, dengan berbagai problematika di atas bagaimanakah solusinya, bagaimana agar colab antara old talent (generasi baby boomers) dan young talent (generasi X,Y,Z) bisa kompak?

Ilustrasi Gambar Colab Karyawan Old and Young di Kantor | Sumber Gambar : Freepik.com
Ilustrasi Gambar Colab Karyawan Old and Young di Kantor | Sumber Gambar : Freepik.com

Nah, berkaitan dengan itu, semoga apa yang penulis rekomendasikan melalui artikel ini dapat menjadi saran dan solusi yang bermanfaat.

Yang pertama adalah, saling menjunjung tinggi prinsip matang dan dewasa berpikir.

Ya, sejatinya masalah utamanya ada di sini, soal matang dan dewasa. Sebab, pada banyak kasus juga, para old talent atau para baby boomers boleh senior secara usia tapi belum tentu matang dan dewasa secara pola pikir.

Boleh percaya atau tidak, dalam dinamika dunia kerja kekinian, ternyata generasi baby boomers ini adalah generasi yang gampang ngambekan.

Apalagi ketika generasi baby boomers harus menerima kenyataan jadi bawahan para generasi X,Y,Z. Ngambeknya makin menjadi-jadi.

Inilah yang penulis maksudkan kenapa dalam dunia kerja kekinian generasi baby boomers adalah generasi yang gampang ngambekan.

Begitu juga sebaliknya para generasi X,Y,Z dalam dunia kerja kekinian lebih banyak gampang baperan dan kena mental, mudah sumbu pendek padahal juga cuman kesenggol dikit.

Nah, sebaiknya hal-hal yang begini ini enggak usah dituruti, lebih baik itu tetap mengedepankan sikap legowo dan keberterimaan untuk matang dan dewasa baik itu secara pola pikir maupun sikap.

Ilustrasi Gambar Colab Karyawan Old and Young di Kantor | Sumber Gambar : Freepik.com
Ilustrasi Gambar Colab Karyawan Old and Young di Kantor | Sumber Gambar : Freepik.com

Yang kedua adalah, selalu menjunjung tinggi bagaimana menempatkan rasa tahu diri, wawas diri dan saling menghargai.

Nah, sejatinya kalau prinsip yang kedua ini jadi patokan para old dan young talent untuk bagaimana saling bersikap empati, hingga tentang etika dan perilaku, maka justru akan semakin jadi mempersolid relationship dalam teamwork.

Sehingga enggak akan terjadi yang namanya kondisi saling meremehkan kemampuan masing-masing, enggak bakal ada yang paling merasa berkuasa, sebab seluruhnya saling tahu diri bagaimana caranya saling menghargai dan menempatkan diri.

Yang ketiga adalah menjunjung tinggi prinsip bahwa adanya old and young talent itu adalah untuk saling mengisi dalam teamwork.

Memang, adanya situasional yang saling kompetitif antara old dan young talent dalam suatu teamwork itu pasti ada.

Namun bukan berarti hal tersebut justru mengikis soliditas teamwork, justru situasional saling kompetitif ini harusnya saling mengisi. 

Semuanya punya peran dan kewajiban masing-masing untuk saling mendukung agar teamwork tetap kompak dan solid.

-----

Nah, inilah kira-kiranya yang sedikit banyaknya bisa penulis rekomendasikan terkait bagaimana sih baiknya colab yang bijak antara old and young talent dalam teamwork.

Sedikit tambahan, selama yang nuda hormat dan mau belajar dari yang lebih tua dan yang tua sayang dan mau belajar dari yang lebih muda maka colab yang baik dan bijak niscaya terwujud.

Demikian kiranya artikel ini.

Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun