Jujur saja dan tidak dimungkiri juga, apa yang penulis uraikan di atas, itulah juga yang jadi problematika penulis dalam memimpin teamwork penulis.
Lantas, dengan berbagai problematika di atas bagaimanakah solusinya, bagaimana agar colab antara old talent (generasi baby boomers) dan young talent (generasi X,Y,Z) bisa kompak?
Nah, berkaitan dengan itu, semoga apa yang penulis rekomendasikan melalui artikel ini dapat menjadi saran dan solusi yang bermanfaat.
Yang pertama adalah, saling menjunjung tinggi prinsip matang dan dewasa berpikir.
Ya, sejatinya masalah utamanya ada di sini, soal matang dan dewasa. Sebab, pada banyak kasus juga, para old talent atau para baby boomers boleh senior secara usia tapi belum tentu matang dan dewasa secara pola pikir.
Boleh percaya atau tidak, dalam dinamika dunia kerja kekinian, ternyata generasi baby boomers ini adalah generasi yang gampang ngambekan.
Apalagi ketika generasi baby boomers harus menerima kenyataan jadi bawahan para generasi X,Y,Z. Ngambeknya makin menjadi-jadi.
Inilah yang penulis maksudkan kenapa dalam dunia kerja kekinian generasi baby boomers adalah generasi yang gampang ngambekan.
Begitu juga sebaliknya para generasi X,Y,Z dalam dunia kerja kekinian lebih banyak gampang baperan dan kena mental, mudah sumbu pendek padahal juga cuman kesenggol dikit.
Nah, sebaiknya hal-hal yang begini ini enggak usah dituruti, lebih baik itu tetap mengedepankan sikap legowo dan keberterimaan untuk matang dan dewasa baik itu secara pola pikir maupun sikap.