Pak Sigit kok artikelnya sering dijadikan Artikel Utama (AU) ataupun Headline (HL) sih sama Kompasiana?Â
Bagi tipsnya dong Pak Sigit.
Begitulah kira-kiranya pertanyaan dari beberapa rekan Kompasianers kepada saya, baik itu notif di Akun, komentar di artikel, dan Japri via WA.
Padahal saya pun tak tahu gimana caranya agar artikel yang kita bikin bisa jadi Artikel Utama.Â
Bahkan saya itu sebenarnya masih merasa pemula eh. Masih belum bisa dikatakan piawai dalam menulis. Masih banyak para master yang piawai menulis di Kompasiana ini.
Saya nulis itu, ada ide, eksekusi, bikin artikelnya, masukan gambar pendukungnya, habis itu ya sudah, tayangkan.
Nah, mau itu jadi Artikel Utama atau enggaknya, mau jadi pilihan atau enggak ya terserah Kompasiana.Â
Namun demikian, baiklah, saya akan berusaha membagikan apa yang saya bisa terkait menulis di Kompasiana ini kepada Anda yang membutuhkan, biar saya juga lega bisa berbagi untuk bersama.
Tapi, apa yang saya bagikan ini bukan jadi jaminan loh ya setelahnya Artikel dijadikan sebagai Artikel Utama
Nah, dari pengalaman saya selama kurang lebih 6 tahun menulis di Kompasiana ini, maka beberapa hal dibawah inilah yang bisa saya rekomendasikan.
1. Niat.
Ya, menulis itu harus ada niat terlebih dahulu, lalu setelahnya tentukan tujuan, kan percuma pas ada ide di kepala tapi gak ada niat menulis, ada keinginan menulis tapi gak ada niat dituliskan. Jadi gigihkan niat dulu.Â
Dalam hal niat ini pun harus baik, pastikan apa yang nantinya akan kita sebarkan melalui tulisan adalah hal bermanfaat yang berasal dari ketulusan hati kita untuk berbagi kebaikan.
Baru setelahnya tuangkan bisikan ide yang ada dikepala dan suara-suara dihati Anda menjadi tulisan dengan jujur dan apa adanya. Pokoknya jangan menebarkan hal yang negatif apalagi bikin hoaks.
2. Ketika dapat ide, segeralah eksekusi.
Pas dapat ide segera eksekusi untuk dijadikan artikel, setidaknya tuliskan dan simpan ide tersebut di notes Hape atau konsep dan simpan di draft Akun Kompasiana.
Sebab, ide menulis itu mahal dapatnya, tapi ketika didapat gampang menguapnya kalau enggak segera ditindak lanjuti. Selanjutnya ya jadikan artikel sampai tuntas.
3. Bertutur kata lah dalam menulis.
Bertutur kata lah dalam menulis, atau maksudnya menulislah layaknya Anda bicara dengan orang lain secara nyata ada dihadapan Anda.
Contohnya ya seperti apa yang sedang saya tuliskan sekarang, inilah bagaimana cara saya berbicara kepada Anda melalui tulisan.
Inilah yang namanya saya sedang menulis dengan bertutur kata layaknya saya berbicara dengan sesungguhnya kepada Anda. Kerasa kan saya seperti bicara langsung kepada Anda, iya kan.Â
4. Terapkan storytelling.
Nah, selanjutnya menulislah dengan layaknya secara saling berinteraksi langsung secara dua arah dengan pembaca.Â
Atau mudahnya kayak kita sedang dengerin dan jadi penyiar radio lah ketika mereka menuturkan olah katanya kepada pendengarnya, kurang lebihnya sama lah kalau kita terapkan dalam menulis artikel.
Lalu menuturkan kisah artikel kita secara story telling bercerita mengalir apa adanya dengan menggunakan kata-kata yang paling mudah kita sampaikan.
5. Kombinasikan dengan pengalaman pribadi.
Memasukan ataupun mengombinasikan tulisan dengan tambahan pengalaman pribadi dalam tulisan justru lebih bagus, termasuk menunjangnya dengan dokumen gambat pribadi.
Sebab, artikel kita jadi semakin natural dan orisinal, karena apa yang kita tuliskan merupakan pengalaman nyata kita yang bisa jadi para pembaca akan menyerap apa yang bisa diambil positifnya dari pengalaman nyata kita tersebut.
Nah, boleh nih dicatat, dari apa yang penulis ketahui, biasanya Kompasiana akan menyematkan label Artikel Utama pada artikel yang menuturkan pengalaman nyata.
-----
Sebagai tambahan, untuk melengkapi dari lima hal di atas, terkait menulis ini, apa yang ingin kita tulis maka tuliskan saja. Mau tulisan yang kritis pun boleh, ngapain takut, tapi ya harus berdasar fakta.
Jangan pernah takut untuk menulis, ekspresikan dengan bebas tapi tetap pada koridor etika, jangan takut dikritik, jangan takut tulisan enggak ada yang baca, pasti ada yang baca, saya jamin itu.Â
Padukan juga dengan menambah wawasan dengan membaca dan mengamati aktualitas yang ada disekitaran kita.
Saya pernah jadi pemula, saya pun pernah sering banget bertanya kepada rekan kompasianer lainnya terkait, bagaimana caranya artikel kita di Kompasiana ini bisa jadi Artikel Utama.
Sampai akhirnya saya berproses menemukan jalan senyap saya dan mememukan jati diri saya dalam menulis seperti apa saya ulas panjang lebar tadi di atas.
Yang jelas, sematan label Artikel Utama di Kompasiana adalah hak sepenuhnya Kompasiana, jadi jangan jadi beban dan jangan berharap artikel kita di-AU-kan. Terpenting menulislah dahulu, terus tayangkan, lihat prosesnya kemudian. Kan sudah saya kasih bocorannya toh.
Jadi, tunggu apa lagi menulislah.
Demikian artikel ini. Semoga berkenan dan bermanfaat ya.
Sigit Eka Pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H