Yang jelas, setiap kantor ataupun perusahaan itu dalam membuat struktur organisasi dan (roadmap) peta jabatan organisasi itu tidaklah mungkin sembarangan.
Pasti sudah melalui kajian-kajian yang matang, sehingga kecil prosentasenya suatu jobdesc bagi SDM kantor itu enggak berguna dan enggak efektif maupun efisien bagi kantor.
Memang sih jobdesc itu dipersyaratkan secara eligibilitas dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan dijabatkan sesuai nilai kompetensinya, nilai potensialnya, dan sesuai kelaikan ataupun kelayakan mutu dan kualitas.
Jadi sebenarnya soal penempatan SDM kantor pada jobdesc tinggal dari seberapa "berisi" dari masing-masing SDM saja kan. Kalau memang eligiblenya dijabatkan pada posisi leader (atasan) misalnya ya pasti dijabatkan di situ.
Kemudian kalau eligiblenya dijabatkan diposisi staf (unsur bawahan) misalnya ya harus legowo. Tapi jangan juga berkecil hati terus mutung jadi menyepelekan jobdesc yang sudah diamanahkan oleh kantor.
Berkarier itu butuh proses, enggak bisa instan. Butuh gigih berjuang agar eligible, butuh membranding nilai mutu dan kualitas agar bisa berkembang.
Jadi apa, ketika Anda sudah diberi tanggung jawab dijabatkan pada jobdesc Anda sebagai bawahan misalnya, maka agar karier Anda bisa berkembang untuk setidaknya naik jadi supervisor misalnya, ya Anda harus berjung dengan gigih untuk mengupdate dan mengugrade diri.
Isi diri Anda, atau Anda harus "berisi" agar bagaimana caranya ke depan Anda bisa eligible menduduki jabatan lainnya yang setingkat di atas yang anda jabat sekarang misalnya.
Jangan malahnya menyepelekan jobdesc Anda yang sekarang sedang Anda emban, jelas kalau begini selain Anda tidak menghargai diri Anda sendiri, Anda juga tidak menghargai kantor.