Ya, tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan ini sangatlah penting dan perlu jadi evaluasi mendalam bagi PSSI sebagai penyelenggara liga dan pembinaan sepakbola nasional, termasuk bertanggung jawab penuh atas jatuhnya korban jiwa dalam tragedi berdarah tersebut.
PSSI jangan hanya terkesan menyalahkan panpel liga dan terkesan lempar tanggung jawab kesalahan terhadap pihak keamanan, tapi PSSI harus bertanggung jawab seutuhnya, untuk evaluasi dan investigasi secara keseluruhan.
Sebab juga, kejadian kerusuhan suporter sepakbola nasional bukan sekali dua kali, tapi sudah seringkali terjadi, namun adakah upaya PSSI untuk mengeliminir dan mengatasi terjadinya gesekan ataupun kerusuhan suporter?
Enggak Ada!
Yang ada hanya sanksi kepada Panpel liga, sanksi kepada klub, tapi enggak ada upaya mencari solusi bagaimana mengantisipasi gesekan antar suporter dan membina suporter secara serius.
Padahal saran konstruktif sudah seringkali dilayangkan kepada PSSI, bahwa suporter sepakbola kita itu aset yang amat penting dan berharga, serta perlu di bina dengan bijak.
Jadi, ya jangan melulu sepakbokanya yang diurus tapi suporternya enggak! Jangan begitulah.
Tolong lah PSSI bina suporter sepakbola nasional! Berdayakan suporter secara positif! Edukasi suporter agar dewasa!Â
Tapi apa?
PSSI sepertinya budek untuk tutup telinga dan buta untuk tutup mata, enggak mau menerima saran untuk membina suporter sepakbola nasional, padahal jelas antara sepakbola dan suporter itu saling melekat serta tak terpisahkan.
Kesimpulannya, tragedi berdarah kerusuhan suporter di stadion kanjuruhan adalah tanggung jawab PSSI sepenuhnya.