1. Anak jadi penakut dan insecure.
Terang saja karena logika berpikir dan daya nalar anak-anak kita masih belum matang atau belum nyampe atau masih proses berkembang, maka bisa saja mereka menganggap berbagai adegan dalam film horor tersebut adalah fakta dan realita.
Sehingga apa, anak-anak kita jadi penakut dan insecure, meskipun kita orangtua sudah memberikan pengertian kepada mereka bahwa film horor tersebut bukan beneran, tapi apa Anda yakin anak-anak Anda dapat mengerti dan memahaminya bahwa apa yang ada dalam film horor tersebut bukan merupakan fakta dan realita.
Ya, belum tentu anak-anak kita paham, karena dunia pikiran mereka itu masih lugu, masih proses berkembang, dan masih penuh dengan anggapan, serta masih labil untuk memahami sesuatu hal.
2. Kesehatan mental dan jiwanya terganggu.
Dampak yang cukup parah adalah terganggunya kesehatan mental dan jiwa anak-anak kita, sehingga bukan saja hanya jadi penakut, tapi akan menyebabkan phobia yang berlebihan bahkan akut.
Kalau sudah sampai phobia akut pikirannya ataupun jiwanya pun akan semakin terganggu akibat jatuh terlalu dalam dengan prasangka yang dianggapnya jadi fakta dan realita dari film horor yang ditonton mereka termasuk film yang bukan genrenya.
3. Mencontoh perilaku dalam film horor dan film yang bukan genrenya.
Nah, yang cukup mengkhawatirkan itu adalah, bisa jadi ke depan anak-anak kita akan mencontoh beberapa adegan yang terdapat di dalam film horor tersebut.
Adegan kekerasan atau sadisme misalnya, adegan pembunuhan misalnya, adegan percintaan, percumbuan, atau berkenaan dengan seks misalnya dan adegan negatif lainnya, karena tidak sedikit film horor dan yang bukan genrenya ini seringkali terdapat adegan-adegan negatif tersebut.