Bahkan malahnya, ada yang kerap digunakan sebagai cara untuk menunjukan rasa mentang-mentang, arogansi ataupun keseombongan diri.
Sehingga tak jarang banyak penilaian minor soal penggunaan atribut pada seragam dinas ini, termasuk juga soal seragam dinasnya, adalah karena faktor prilaku kepribadian dan sikap dari yang menggunakannya lah yang negatif, sehingga malah mendegradasi makna.
Padahal seharusnya atribut yang melekat pada seragam dinas itu bukanlah untuk gagah-gagahan, atau gaya-gayaan, tapi ada makna-makna etis yang seharusnya menjadi bagian dari kepribadian yang mengenakannya.
Yang jelas juga soal atribut seragam dinas dan termasuk seragam dinas ini sih pada umumya masing-masing instansi baik itu instansi pemerintahan, swasta, bahkan ormas pun memilikinya dan punya SOP nya masing-masing.
Jadi, ya tinggal dari pribadi masing-masing yang mengenakannya saja untuk bagaimana memperlakukannya dan mengejawantahkannya di lapangan.
Yang pasti atribut seragam dinas dan seragam dinas itu adalah merupakan juga perwujudan kepribadian diri yang melekat dengan kepribadian suatu instansi atau organisasi.
Artinya bila orang berseragam dinas lengkap dengan atributnya tapi perilakunya tidaklah terpuji atau sesuai dengan makna yang sebenarnya dari apa yang sedang dikenakan.
Maka itulah sejatinya gambaran sesungguhnya bahwa orang tersebut malah merendahkan harkat dan martabat dirinya sendiri dan instansinya ataupun organisasinya tempat bernaung.
Sehingga soal atribut seragam dinas ini ya memang bicara kepribadian, sikap dan perilaku, sehingga siapa pun yang berhak menyandangnya ataupun mengenakannya haruslah juga bisa menjaga harkat martabatnya yang sejalan dengan perwujudan kepribadian instansi/organisasi.
Nah, berkaitan dengan itu, izinkanlah juga penulis untuk sekadar berbagi wawasan terkait apa yang perlu diketahui soal atribut seragam dinas yang penulis kenakan yang juga secara umumnya kurang lebihnya sama atau tidak jauh beda soal aturan penjelasannya dengan lainnya.