Sampai akhirnya terjadi deal bahwa Putin merestui Jokowi berkunjung ke Ukraina, dengan sejumlah jaminan keamanan, sejumlah persyaratan dan mungkin ketentuan lainnya sesuai kesepakatan pembicaraan.
Karena kalau main logika, memang tidaklah mungkin juga sebenarnya langkah politik Indonesia ini berani nekad tanpa adanya kesepakatan antara Indonesia dan Rusia atau dengan kata lain, antara Jokowi dan Putin.
Artinya juga, di sinilah, kepiawaian Indonesia (Jokowi) terbukti, bahwa setidaknya atau sedikit banyaknya Jokowi sudah boleh dikatakan berhasil menengahi Putin dan Zelesnsky.
Ibarat katanya, Jokowi sedikit banyaknya sudah berhasil merayu nurani putin bahwa dirinya akan berkunjung menemui Zelensky dalam rangka misi damai dan termasuk misi kemanusiaan.
Yang jelas ke depan, terkait bagaimana masa depan Ukraina, dan akankah Rusia menghentikan perang ini, maka tinggal nurani dari kedua pucuk pimpinan kedua belah pihak yang sedang berperang inilah yang menentukan.
Apakah mempertimbangkan dan menyetujui pembicaraan misi damai yang diusung dan sudah dibicarakan oleh Jokowi kepada Putin dan Zelensky atau tetap bersikukuh pada kepentingan masing-masing. Terserah dari kedua belah pihak ini.
Namun yang terpenting Indonesia (Jokowi) sudah berupaya maksimal demi nama kemanusiaan untuk mendamaikan Rusia (Putin) dan Ukraina (Zelensky).
Indonesia sudah membuktikan pada dunia bahwa punya andil besar mengusung misi perdamaian dunia, seperti yang termaktub dalam amanah pembukaan UUD 1945 untuk ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
Indonesia telah membuktikan peran penting dalam rangka ketertiban dunia abadi dalam misi perdamaian dunia terkait apa yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Sigit Eka Pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H