Bahkan kaitannya dengan punisment tersebut penulis selalu mendampingi, selalu ikut serta mengarahkan, mengedukasi dengan penuh etika. ya begitulah yang saya praktikan.
Dan otomatis, secara tidak langsung, inilah juga sejatinya yang merupakan bentuk pengakuan mereka bahwa sekarang siapa yang berlaku sebagai atasan dan siapa yang jadi bawahan. Ya tanpa penulis koar-koar, dengan sendirinya mereka malah mengakui status penulis sebagai atasan.
3. Dulu atasan, sekarang partner kerja
Ya, inilah langkah pamungkas penulis, yaitu penulis prinsipkan dalam mindset bahwa beliau-beliau adalah partner kerja penulis, tidak pernah sekalipun penulis menganggap mereka para bawahan penulis.
Meskipun kenyataannya mereka adalah para bawahan penulis, tapi lebih plong rasanya kalau mindset ini tetap tertanam bahwa mereka adalah partner kerja.
Hasil lainnya lagi, loyalitas mereka jadi tulus, atau istilahnya bukan asal pimpinan senang dalam bekerja, bukan karena ketidakrelaan mereka karena secara formalitas saja mengakui kita sebagai atasan, tapi apa adanya mereka berbuat yang terbaik demi kepentingan bersama terkait tugas pokok.
Nah, itulah kira-kira yang penulis terapkan langsung di lapangan terkait problematika ketika dulu masih baru banget ketika atasan kita sekarang jadi bawahan kita.
Yah, meskipun butuh waktu dalam prosesnya, namun itu tadi kalau kita selalu punya sikap, prinsip dan punya celah terkait bagaimana mengatasinya dan menyikapinya, pada akhirnya perlahan tapi pasti hasilnya akan kita capai.
Inilah sedikit banyaknya yang bisa penulis bagikan, sekiranya masih ada lagi yang perlu ditambahkan, penulis sangat terbuka menerimanya, demi menambah referensi yang terbaik. Semoga bermanfaat.