Ya, seiring waktu, dengan langkah perkembangan karir, akhirnya sampailah penulis ditempatkan sebagai penjabat kepala urusan di bidang yang sekarang masih jadi bagian tugas pokok mantan para atasan, para Senior sekaligus para mentor penulis tersebut.
Hal yang jadi keprihatinan penulis juga adalah, dalam hal golongan kepangkatan pun jauh sekali jaraknya.
Penulis waktu CPNS berpangkat Capeg III/A saat itu, beliau-beliau ini sudah PNS golongan II/D, tapi kenyataannya sekarang, saya sudah golongan III/D, namun beliau-beliaunya masih di golongan II/D.
Entah kenapa juga beliau-beliau ini kok karirnya stuck ataupun stagnan begitu-begitu saja dalam pangkat dan golongan, entahlah penulis juga jadi enggan dan segan menanyakannya, takutnya beliau-beliaunya malah tersinggung, lebih baik penulis berupaya maksimal menjaga perasaan mereka.
Sebenarnya juga sih secara keseluruhan, tidak hanya mantan atasan dan mentor penulis ini sih di satu bidang kerja saja sih, ada banyak juga sih para senior lainnya di luar bagian penulis tapi masih satu lingkungan penulis sekarang bertugas, justru sekarang jadi bawahan penulis.
Memang para senior tersebut tidak melakukan pada mentoring penulis, namun kenyataannya secara kesenioritasan pangkat/golongan dan jabatan mereka juga akhirnya jadi bawahan penulis.
Makanya penulis jadi semakin enggak enakan. Bagaimana tidak, Â mereka semua dulu adalah para atasan penulis, para mentor penulis, para senior-senior penulis, tapi sekarang ini malah jadi bawahan penulis.
Lalu berkaitan dengan itu, harus bagaimanakah kita menyikapinya?
Awalnya penulis merasa dilematis, rasa engga enak banget, harus bagaimana ini ya, legowo dan ikhlas enggak ya beliau-beliau ini sekarang jadi bawahan penulis, namun penulis akhirnya menerapkan hal-hal berikut:
1. Menguatkan, prinsip, mindset, mental dan kepercayaan diri