Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

My Self-Manifestation dalam Satu Tembang "Satu"

22 April 2021   21:13 Diperbarui: 22 April 2021   21:35 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadan tiba, tembang-tembang religi lawas hingga teranyar yang didendangkan oleh Chrisye, Bimbo, Ungu, Gigi, bahkan hingga para artis populer terkini, berkumandang di pelosok negeri.

Ada tembang yang sifatnya khas yang bernafaskan tentang Ramadan dan tentang Islam, ada juga tembang yang sifatnya universal, yaitu bisa diaktualisasikan secara lintas agama.

Sehingga karenanya, dengan berkumandangnya tembang-tembang religi ini khususnya yang bernuansa Ramadan dan Islami, suasana ataupun nuansa religius Ramadan, jadi semakin terasa banget, memberi sentuhan rasa tersendiri di kedalaman iman.

Ya, ajakan positif dan edukatif, bermunajat ataupun berdoa melalui tembang, hingga ajakan untuk beramal dan beribadah, berkasih sayang di antara umat manusia dalam rangka memanifestasi keimanan dan ketaqwaan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Begitulah kira-kira menurut penulis terkait apa yang menjadi esensi tembang-tembang religi ini, yang pada intinya kembalinya adalah kepada Iman dan Taqwa masing-masing.

Nah, dari sekian banyaknya tembang-tembang religi di blantika musik kita tersebut, ada satu tembang yang sangat begitu berdampak dalam kehidupan spiritual penulis.

Tembang tersebut adalah "Satu" yang dipopulerkan oleh grup band Dewa.

Satu?

Apakah "satu" termasuk tembang religi?

Mungkin dari Anda ada yang menyatakan "satu" bukanlah tembang religi, tapi termasuk tembang pop biasa, namun tidak bagi penulis, tembang "satu" ini kalau bagi penulis adalah sangat spiritual dan religius.

Ya, menemukan manifestasi diri dan jati diri, hingga kebertahuan siapa sejatinya diri ini dalam kehidupan ini, begitulah yang penulis rasakan ketika penulis mendengar, meresapi, dan memunajatkan tembang "satu" ini di kedalaman jiwa.

Grup Dewa 19 | Dokumen via Kumparan.com
Grup Dewa 19 | Dokumen via Kumparan.com
Aku ini adalah dirimu
Cinta ini adalah cintamu

Aku ini adalah dirimu
Jiwa ini adalah jiwamu
Rindu ini adalah rindumu
Darah ini adalah darahmu

Tak ada yang lain selain dirimu
Yang selalu kupuja
Ku sebut namamu
Di setiap hembusan napasku

Kusebut namamu
Kusebut namamu

Dengan tanganmu aku menyentuh
Dengan kakimu aku berjalan

Dengan matamu 'ku memandang
Dengan telingamu 'ku mendengar
Dengan lidahmu aku bicara
Dengan hatimu aku merasa

Tak ada yang lain selain dirimu
Yang selalu kupuja
ku sebut namamu
Di setiap hembusan napasku
Kusebut namamu
Kusebut namamu

Tak ada yang lain selain dirimu
Yang selalu kupuja
ku sebut namamu
Di setiap hembusan napasku
Kusebut namamu
Kusebut namamu

Satu.
Dipopulerkan oleh Dewa.

Ku dan Mu, di sinilah penulis menemukan religius dan spiritualitas dari tembang "satu" milik Dewa tersebut.

Bahwa Tuhan itu satu, Tuhan itu Esa, Bahwa Tiada Tuhan Selain Allah.

Ya, begitulah menurut sisi spiritualitas dan religius penulis terkait tembang "satu" milik Dewa ini, tapi tentunya, kalau pun dari Anda yang membaca artikel ini ada yang berbeda sudut pandang terkait tembang "satu" ini, ya nggak apa-apa kan ya, jadi ya tinggal dari masing-masing saja sih.

Setiap orang tentunya punya jalannya masing-masing dalam menemukan hidayah, termasuk juga halnya penulis, sehingga yang terpenting adalah dari kesejatian niatnya.

Yang pasti, niat penulis intinya adalah satu, meningkatkan dan membangun spiritualitas diri dalam rangka memanifestasikan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Jadi, intinya, bulan Ramadan ini adalah bulan suci yang penuh keberkahan, mari kita hilangkan segala hal yang hanya membawa diri ini dalam kerusakan Iman.

Mari kita manfaatkan momentum Ramadan ini untuk semakin meningkatkan amal dan ibadah kita, serta iman dan taqwa kita kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Demikian artikel ini, sekiranya jauh dari sempurna, penulis mohon kiranya dimaafkan.

Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun