Ya, menemukan manifestasi diri dan jati diri, hingga kebertahuan siapa sejatinya diri ini dalam kehidupan ini, begitulah yang penulis rasakan ketika penulis mendengar, meresapi, dan memunajatkan tembang "satu" ini di kedalaman jiwa.

Cinta ini adalah cintamu
Aku ini adalah dirimu
Jiwa ini adalah jiwamu
Rindu ini adalah rindumu
Darah ini adalah darahmu
Tak ada yang lain selain dirimu
Yang selalu kupuja
Ku sebut namamu
Di setiap hembusan napasku
Kusebut namamu
Kusebut namamu
Dengan tanganmu aku menyentuh
Dengan kakimu aku berjalan
Dengan matamu 'ku memandang
Dengan telingamu 'ku mendengar
Dengan lidahmu aku bicara
Dengan hatimu aku merasa
Tak ada yang lain selain dirimu
Yang selalu kupuja
ku sebut namamu
Di setiap hembusan napasku
Kusebut namamu
Kusebut namamu
Tak ada yang lain selain dirimu
Yang selalu kupuja
ku sebut namamu
Di setiap hembusan napasku
Kusebut namamu
Kusebut namamu
Satu.
Dipopulerkan oleh Dewa.
Ku dan Mu, di sinilah penulis menemukan religius dan spiritualitas dari tembang "satu" milik Dewa tersebut.