Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Hipersensitif terhadap Orang Lain? Hati-hati Bisa Jadi Anda Mengalami "Avoidant Personality Disorder"

21 Maret 2021   10:40 Diperbarui: 21 Maret 2021   20:02 1858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, pada akhirnya penulis menyadari bahwa tak perlu ragu dan takut dengan berbagai bayang semu pemikiran negatif selama pembawaan diri itu masih bisa diterima dalam pergaulan maupun lingkungan sosial.

3. Mengelola feedback yang diterima
Sebenarnya inilah yang terpenting, bagaimana bisa mengelola feedback yang didapat ataupun diterima dari lingkungan pergaulan.

Memang terkadang feedback yang diterima ini sering sekali sangat menyakitkan, menjadikan diri tidak terima dengan kenyataan dan bahkan justru lari dari kenyataan.

Akan tetapi justru di sinilah ternyata yang bisa membuat penulis sadar, bahwa feedback ini akan selalu ada dalam lingkungan pergaulan, baik itu yang menyakitkan ataupun yang menyenangkan.

Keberterimaan akan feedback yang menyakitkan memang harus ditanamkan, sebab feedback yang menyakitkan ini adalah tantangan yang selalu ada, tidak bisa dihindarkan dalam lingkungan pergaulan.

Di sinilah penulis menyatakan diri bahwa apapun feedback yang diterima adalah berdampak dari pembawaan diri yang dilakoni, jadi ya konsekuensi logisnya adalah menguatkan prinsip keberterimaaan diri atas bermacam feedback tersebut sekaligus memperbaiki pembawaan diri bila feedback yang diterima itu menyakitkan bagi diri.

Karena artinya, bila ada feedback yang diterima ternyata menyakitkan bagi diri, tentu saja ada yang salah tentang kebertahuan diri, ada yang salah terkait pembawaan diri dalam lingkungan pergaulan sehari-hari, sehingga diri sendirilah yang harus wawas menginstrospeksinya.

*****

Nah, inilah sedikit pengalaman yang bisa penulis bagikan kepada Anda, terkait bagaimana langkah antisipasi dalam rangka mengatasi avoidant personality disorder ini.

Yang jelas sebagai catatan penting bagi Anda, bermacan pikiran yang enggak-enggak adalah berasal dari bermacam prasangka buruk tentang diri dan ketidakpercayaan atas eksistensi pembawaan diri.

Senegatif apapun prasangka pikiran Anda tentang diri, Anda tetap punya kendali atas pikiran yang enggak-enggak tersebut, dan hanya diri sendirilah yang bisa mengusahakan untuk perubahannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun