Dan aneh sekali kalau mereka yang berpendidikan dan terdidik tersebut tidak mempertimbangkan bagaimana implikasi kebijakan itu secara visioner jauh ke depan.
Tapi ya begitulah, ternyata memang lucu dan aneh, karena memang realitanya di lapangan faktanya ya memang seperti itu adanya, memutuskan dan memberlakukan kebijakan enggak mikir panjang, dasar-dasar pertimbangannya sempit dan dangkal.
Bahkan, sering sekali membuat kebijakan hanya karena mempertimbangkan satu aspek permasalahan saja tanpa mempertimbangkan kaitannya dengan aspek-aspek yang lainnya, sehingga gagal megenali dan menela'ah pokok masalah yang dihadapi secara keseluruhan.
Terkesan kok menggampangkan banget atau dengan bahasa gaulnya terkesan menyederhanakan sesuatu (over simplification), kurang wawas dalam mempelajari secara mendalam untuk memutuskan suatu kebijakan, terkesan sembrono karena tidak serius dan tidak fokus mengeksekusi kebijakan.
Malahnya kebijakan yang diberlakukan justru tidak dapat mengatasi masalah, sehingga menimbulkan masalah-masalah baru.
Yang jelas, jika kebijakan pemerintah sering berubah-ubah dan enggak konsisten begitu, tentu saja akan dapat semakin menggerus kepercayaan publik, kredibilitas pemerintah semakin jatuh dan hancur, karena terkesan terlalu menjual murah harga diri.
Jadi, dengan bercermin dari kebijakan pemerintah yang sering sekali plintat plintut ini, maka jangan sampai terulang kembali hal begini dikemudian hari.
Sehingga harus dievaluasi dan diperbaiki, agat kiranya dalam memutuskan suatu kebijakan publik itu tidak sembrono. Camkan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H