Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Duhai "Kaum Pembaca Judul", Bacalah Konten Atas Nama Literasi

18 Februari 2021   12:18 Diperbarui: 18 Februari 2021   12:31 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun sayangnya, sisi positif yang seharusnya bisa didapatkan dari membaca suatu konten di dunia digital secara utuh malah lebih dikebelakangkan, sebagian besar warganet justru banyak yang jadi kaum pembaca judul.

Duhai kaum pembaca judul, bacalah konten atas nama literasi, sisihkan waktu barang semenit dua menit untuk membaca konten di dunia digital secara utuh, janganlah cuman baca judul doang.

Memang benar, mau baca konten secara utuh atau enggak, mau cuma baca judul doang, itu memang merupakan hak preogratif Warganet, sehingga penulis tidak boleh memaksakan kehendak.

Namun karena sebagai bentuk keprihatinan terkait literasi digital Warganet, setidaknya inilah niat ikhlas penulis melalui himbauan dan ajakan kampanye ini demi kemajuan literasi bangsa, demi semakin teredukasinya, cerdasnya dan bijaknya warganet dalam bermedsos di dunia maya.

*****

Ya, dunia digital memang sudah menyatu dengan literasi untuk mendapatkan informasi daring, seperti melaui internet, media sosial dan alat-alat digital lainnya yang memang sudah menjadi kebutuhan primer masyarakat modern.

Diakui, mengajak maupun mengedukasi masyarakat untuk membaca memang harus menyesuaikan karakternya dan itu memang tidak mudah, apalagi semakin kekinian budaya baca lebih intens di dunia digital.

Artinya, aktivitas dan usaha mendapatkan pengetahuan dan wawasan literasi bisa melaui menonton televisi, membaca berita online, atau menonton video di Youtube dan berbagai alat literasi digital lainnya yang seharusnya membuat masyarakat semakin maju tingkat literasi digitalnya.

Tapi bila melihat karakter Warganet yang suka keviralan, membaca judulnya saja dan mudah membagikannya tanpa proses memahami, tampaknya masyarakat kekinian memang masih ditahap pra literasi digital, belum sampai pada posisi era literasi digital.

Tentu ada yang salah, bila aktivitas masyarakat di internet belum meningkatkan taraf melek aksara dan literasi, karena jika dilihat dari semakin meningkatnya pengguna internet di Indonesia maka bila dikatakan sebagai negara yang masih tertinggal dalam literasi digital tentu sangat paradoks.

Sebab, masyarakat di era digital ini seharusnya "banjir literasi" bukan "gersang literasi", era banjir informasi harusnya menjadikan masyarakat selektif memilih informasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun