Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hoaks Fadli Zon Ditendang Gerindra, "Ketelingsut" Atau Siapa Sih yang "Somplak"?

8 Februari 2021   10:17 Diperbarui: 8 Februari 2021   10:43 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar Fadli Zon | Via Kompas.com

Terkait kabar berita ditendangnya Fadli Zon dari Gerindra sempat viral dan ramai di dunia maya dan seperti biasanya, keriuhan warganet terjadi, ada yang nyinyir, ngapokin, ada yang memberi motivasi, dan ada yang mengklarifikasi.

Apalagi tidak dimungkiri dampak polarisasi di antara cebong dan kadrun ataupun kampret masih menyisakan ajang kebencian di antara khalayak publik.

Jadi ya mohon maaf, bagi para pengkultus Jokowi hal tersebut menjadi sebuah kegirangan berharga untuk melontarkan segala umpatan kebencian kepada pihak kadrun ataupun kampret, sementara bagi para pembenci Jokowi hal tersebut merupakan keprihatinan untuk melontarkan umpatan kebencian kepada cebong.

Ya realita yang sangat memprihatinkan memang, tapi begitulah kenyataannya, entah juga kok bisa jadi begitu, gara-gara siapa dan salah siapa juga, entahlah juga.

Yang jelas, dampak polarisasi di antara khalayak publik masih nyata terjadi dan masih menanamkan kebencian yang mengakar dalam dan jelas juga ke depan sebenarnya hal ini masih sangatlah rawan bagi negeri ini.

Karena tingkat sensitifitas publik akibat dampak polarisasi tersebut cukup berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, bahkan sangat mudah dimainkan oleh pihak yang menginginkan rusaknya negara ini.

Inilah juga sebenarnya yang jadi pekerjaan rumah dan seharusnya wajib dicarikan solusinya oleh para pemangku kepentingan di negeri ini.

Tapi entahlah, kalau melihat polah prilaku dan kepentingan-kepentingan para pemangku kepentingan tersebut, sepertinya masihlah jauh panggang dari api, namun tentunya berharap jadi lebih baik tentu boleh-boleh saja, jadi ya semoga saja ada solusi yang terbaik.

Kembali lagi pada soal kabar ditendangnya Fadli Zon dari Gerindra, yang ternyata usut punya usut setelah diklarifikasi oleh berbagai pihak di Gerindra, ternyata kabar berita yang tersebar tersebut adalah hoaks.

Dalam hal ini dijelaskan dan ditegaskan bahwa Fadli Zon masih kader Gerinda, seperti Andre Rosiade misalnya, yang langsung mengklarifikasi berita hoaks tersebut melalui Medsosnya.

Andre Rosiade (@andre_rosiade) menge-Tweet: Ini berita Hoaks. Bang @fadlizon dalam kepengurusan yg baru tetap sbg Waketum dan Wakil Ketua Dewan Pembina. Tolong @geloraco jgn menebar berita Hoaks https://twitter.com/andre_rosiade/status/1358318490730418178?s=20

Bahkan tidak terima dengan kabar berita hoaks tersebut, Fadli Zon sendiri langsung membantah dan menegaskan melalui Medsosnya bahwa dirinya masih sebagai Dewan Pembina dan Dewan Pengurus.

FADLI ZON (Youtube: Fadli Zon Official) (@fadlizon) menge-Tweet: Duh kok bisa sekelas @VIVAcoid menulis tak akurat begini? Dulu namanya kaidah check n recheck. Sy tetap menjadi Wakil Ketua Umum sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina @Gerindra . Knp ngga ada wartawannya telp n tanya sy https://twitter.com/fadlizon/status/1358357868433403905?s=20

Ya, begitulah yang terjadi, pada akhirnya setelah diklarifikasi oleh pihak Gerindra, maka secara intinya Fadli Zon masih menduduki jabatan krusial di Gerindra.

Mengetahui hal ini apakah reaksi khalayak publik?

Ternyata sama saja, tidak ada bedanya seperti yang penulis ulas sebelumnya di atas, tetap saja terjadi dampak polarisasi dan ajang kebencian di antara sesama anak bangsa.

Sungguh prihatin bukan? Ternyata sangat begitu mengakarnya kebencian di antara sesama anak bangsa ini akibat dampak polarisasi tersebut dan entahlah ini sampai kapan.

Kemudian dengan sempat kisruhnya berbagai pemberitaan Media Massa terkait tersingkirnya Fadli Zon ini dari jabatannya di Gerindra, apakah memang ada keteledoran dari pihak partai atau kesalahpahaman miss informasi sehingga nama Fadli Zon sampai "ketelingsut" tidak tercantum dalam kepengurusan baru ataukah mungkin karena memang para Jurnalisnya yang somplak?

Ya bisa saja ada kemungkinan keteledoran ataupun kesalahpahaman akibat miss informasi terkait susunan pengurus baru tersebut sehingga nama Fadli Zon "ketelingsut" tidak tercantum di dalam kepengurusan.

Sehingga muncul berbagai berita tersingkirnya Fadli Zon dari Gerindra yang diberitakan media, seperti salah satunya dari Viva.co.id ini misalnya, 

Ketua Umum yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto melantik para petinggi partai itu pada Sabtu 6 Februari 2021. Deretan nama yang masuk ke dalam jajaran kepengurusan Partai Gerindra itu didapat dari hasil kongres Partai Gerindra pada 8 Agustus 2020.

Salah satu yang menjadi perhatian adalah tersingkirnya Fadli Zon dari jajaran kepengurusan pusat Partai Gerindra dan penunjukan M. Irfan Yusuf Hasyim alias Gus Irfan sebagai wakil ketua umum Partai Gerindra. Gus Irfan merupakan cucu dari tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU), yakni Hasyim Asy'ari, yang berasal dari Pondok Pesantren Tebu Ireng di Jombang, Jawa Timur.

Nah, kalau menyimak pada hal berikut, "Salah satu yang menjadi perhatian adalah tersingkirnya Fadli Zon dari jajaran kepengurusan pusat Partai Gerindra", maka jelas di sini Fadli Zon benar-benar di kabar beritakan telah di tendang jauh-jauh dengan sepakan keras bertubi-tubi dari Gerindra.

Tapi benarkah begitu? Terkait hal ini harus dilihat dulu dengan sudut pandang yang independen, sebabnya, bisa jadi para Jurnalisnya memang sudah dapat rilis resmi terkait kepengurusan Gerindra tersebut dari pihak Gerindra dan tidak mendapati nama Fadli Zon dalam kepengurusan sehingga jurnalisnya berani memberitakan bahwa Fadli Zon sudah tersingkir ataupun ditendang dari Gerindra.

Benar atau tidaknya dalam hal ini para jurnalisnya sudah terima rilis kepengurusan baru Gerindra tersebut dari pihak Gerindra tinggal dari kejujuran antara para Jurnalisnya dan pihak Gerindra saja.

Kalau memang benar para Jurnalisnya sudah menerima rilis kepengurusan baru Gerindra dari pihak Gerindra tanpa ada tercantum nama Fadli Zon, maka yang somplak bin koplak bukan dari para Jurnalisnya, tapi yang somplak bin koplak ya dari pihak Gerindra sendiri, kok bisa-bisanya nama Fadli Zon si kesayangan Prabowo ini tidak tercantum di dalamnya.

Sebaliknya juga, kalau para Jurnalisnya tidak ada data dan fakta terkait kepengurusan baru Gerindra tersebut, bahkan tanpa ada konfirmasi pihak Gerindra lalu memberitakan Fadli Zon tersingkir dari Gerindra, maka yang somplak bin koplak adalah para Jurnalisnya.

Di sinilah sejatinya yang patut jadi pertimbangan untuk diklarifikasi, sehingga tidak ada penilaian yang berat sebelah, menuduh para jurnalisnya tidak profesional tapi ternyata yang somplak bin koplak dari Gerinda, atau sebaliknya menuduh pihak Gerindra tidak profesional ternyata yang somplak bin koplak dari para Jurnalisnya.

Ya, mudah-mudahan saja ada penyelesaian dengan kepala dingin dengan tidak menonjolkan idealisme maupun ego dari masing-masing pihak tersebut, atau setidaknya ada hal yang bisa mengedukasi publik tentang pemberitaan tersebut, sehingga kekisruhan yang sempat terjadi tersebut tidak berlangsung berlarut-larut.

Karena yang paling kasihan itu sebenarnya adalah khalayak publik yang masih terdampak polarisasi, apa lagi pada umumnya sebagian besar pemahaman literasi khalayak publik masih sangat begitu memprihatinkan.

Intinya dari artikel ini, sebenarnya penulis hanya berharap pada satu hal, semoga saja dampak polarisasi kebencian yang masih mengakar dalam di antara sesama anak bangsa ini dapat dihilangkan, bahwa sesama anak bangsa ini tetaplah saudara setanah air di NKRI yang kita cintai bersama ini.

Salam hangat dan salam sehat.
Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun