Nah di sinilah sebenarnya kemampuan problem solving para tim leader di uji, terkait bisa atau tidaknya para tim leader menyelesaikan masalah secara obyektif.
Sehingga yang dibutuhkan untuk membuktikan pelakunya adalah melalui parameter ataupun tolok ukur penilaian berdasar fungsi pengawasan obyektif seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya.
Termasuk juga bagaimana mem-bridging masalah yang terjadi, ketika pelaku utama office bullying sudah ditemukan dengan berbagai pembuktian fakta.
Hal ini, agar masing-masingnya, baik itu pelaku ataupun korban yang terlibat dalam office bullying dapat menerima keputusan yang diberikan oleh para tim leader, sehingga dapat membawa kembali suasana tim kerja menjadi kondusif, nyaman dan tenteram.
*****
Terjadinya office bullying di tempat kerja, berpotensi memantik terjadinya toxic culture dan bad habit di lingkungan tim kerja.
Oleh karenanya bila dirasa sudah ada gejalanya, jangan diabaikan ataupun dibiarkan begitu saja, maka tim leader lah yang harus bertanggung jawab menciptakan ekosistem lingkungan kerja agar selalu kondusif, nyaman dan tenteram.
Demikianlah kiranya artikel ini, semoga dapat bermanfaat dan salam hangat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI