Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kontroversi AHY dan Fenomena Statement Para Politikus yang Kadang-kadang Tak Ada Logika

2 Februari 2021   23:02 Diperbarui: 2 Februari 2021   23:41 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Politisi "jekejek-jekejek" kadang-kadang takada logikaahh, yeah,"telolet-telolet".

Ilusi sebuah hasrat dalam hatieehh, "dung-dung plak", "dung-dung plak", inteleknya hanya untuk tersesat eh sesaat at, at, at, t, t. Eyo eyo eyouw ouw, wouwoo uwo iyeiyeiyeiihh.

Waduh, saya kan mau buat artikel, kok malah gubah lagu sih, oiya saya mohon izin ya Mbak AgnezMo, lagunya saya cuplik dan gibah halaahh, saya gubah sedikit maksudnya.

Ya sudahlah, kalau begitu saya lanjut sajalah, jadi, ya kembali ke leptop, eaa, eaa, eaa, tepuk tangan dulu, plok plok plok, hush apaan sih, baiklah serius.

-----

Yah, memang miris dan memprihatinkan kalau menonton Drakor eh menyimak komunikasi politik para politikus di negeri ini.

Statemen atau pernyataan politik sebagai bagian dari komunikasi politik yang sering keluar dari pantat eh dari mulut para politikus, kadang-kadang enggak mikir aspek kelogisan dalam hal tatakrama dan etika politik.

Padahal kan, setiap pernyataan para politikus, baik itu pernyataan secara lisan maupun tertulis, akan selalu bermuatan pesan politis dan ada kepentingan politik.

Sehingga pernyataan para politikus haruslah dikemas dengan bahasa politik yang bertatarama, logis dan berlandaskan etika dan tatakrama politik, bahkan argumen politik yang dibangun melalui pernyataan tersebut haruslah berbobot, berkualitas dan edukatif bukan provokatif dan memecah belah.

Tapi sungguh sayang nian, justru semakin kekinian, ternyata para tikus poli eh politikus malah mengebelakangkan aspek logis, tatakrama dan etika politik dalam merilis pernyataan-pernyataan politiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun