Ya jelas saja jadi percuma, tetap saja los dol takidol-kidol, ambyar pol takimpol-kimpol, kecuali kalau PSBB jilid awal yang diberlakukan mungkin saja masih bisa efektif atau kalau memang tidak berani PSBB jilid awal lagi, setidaknya diperketat setengahnya mendekati PSBB jilid awal.
Yang jelas dengan adanya fakta bahwa sebagian masyarakat masih ada yang tidak percaya pandemi corona, jelas membuktikan juga bahwa masyarakat tidak teredukasi dengan baik bahwa pandemi corona ini ada dan nyata, jelas juga di sini ada yang nggak beres terkait komunikasi publik pemerintah.
Karena masih sering terjadi keambiguan komunikasi publik yang dirilis oleh pemerintah, sehingga banyak disikapi dengan pemahaman yang salah di masyarakat.
Yang jelas, kalau PPKM kesannya masih setengah hati dan panas-panas tahi ayam belaka, sebagian masyarakat yang sudah terbiasa terlanjur delusi dan covidiot akut meremehkan PSBB transisi, akan menganggap PPKM nggak ada bedanya dengan yang biasanya.
Bahkan segala tetek-bengek PSBB kah, PSBM kah, PPKM kah sudah bakal dianggap tidak berlaku lagi, atau bahkan sudah tidak ada lagi, sebagian masyarakat sudah merasa bebas sebebas-bebasnya, layaknya tidak ada pandemi corona, nggak percaya pandemi corona.
Artinya juga dengan berbagai fakta seperti yang sudah dijabarkan, maka kalau begini, Pemerintah, baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah terkesan masih kurang bertanggung jawab, dan masih terkesan lebih mengutamakan kepentingan ekonomi.
Memang, kesehatan masyarakat dan ekonomi haruslah berjalan beriringan, tapi mbok ya jangan lupa ngerem, sangat tidaklah elok bila pemerintah hanya terkesan ngegas terus di ekonomi saja.
Yang jelas, amanah konstitusi telah sangat jelas menyebutkan secara tegas, agar negara bertanggung jawab penuh menjamin keselamatan jiwa raga warganegaranya.
Sense of crisis terkait penanganan pandemi corona ini haruslah tetap dan wajib menjadi keutamaan pemerintah, sehingga langkah ekstraordinari masihlah belum terlambat selama masih bisa ada niat diperbaiki dan tidak setengah hati.
Oleh karena itu, masyarakat harus selalu terus dikawal, terus diedukasi secara masif, persuasif dan preventif bagaimana menerapkan protokol kesehatan pandemi, dan eksistensi virus corona, termasuk soal vaksin corona.