Bangsa katak semakin sombong menjadi-jadi, bangsa kadal gurun semakin ikhtiar dan tawakal, namun Sang Pencipta maha adil.
Suatu ketika di kala siang, padang gurun kahala dilingkupi awan hitam pekat menggumpal, teriring itu juga kilat berwarna putih cemerlang saling silang sambar-menyambar dan suara gemuruh guruh meledak-ledak memekak membahana.
Para bangsa katak yang mendiami padang oase memekik panik, berhambur jumpalitan melompat-lompat tidak karuan, mereka bingung dengan apa yang sedang terjadi.
"Semua masuk ke dalam danau" kata pemimpin bangsa katak kepada bangsanya.
Tidak kalah ketinggalan bangsa kadal gurun juga berhambur melata, berteriak panik dan kebingungan dengan apa yang sedang terjadi.
"Semuanya masuk ke sarang, meringkuk semua ke lubang-lubang". Pekik pemimpin kadal gurun kepada bangsanya.
Seluruh bangsa kadal gurun, menuruti titah sang pemimipin dan melingkupkan diri ke dalam lubang-lubang sarang mereka.
Tetiba pasir di sekitar padang gurun kahala menggumpal membentuk tornado yang beratus-ratus banyaknya, dan bermeter-meter tingginya, menggulung kaktus-kaktus hingga tercabut dari akarnya, menghisap pasir naik ke udara setinggi-tingginya.
Bahkan akhirnya tanpa ampun menggulung padang oase gurun kahala, pepohonan, padang sabana terhisap taktersisa, air danau membuncah berhamburan teriring bangsa katak dan para kecebong anak turunannya yang meraung-raung ketakutan dan kesakitan terhisap beratus-ratus tornado raksasa yang menyeramkan itu.
Padang pasir tempat bangsa kadal gurun berdiam takluput juga dari amukan, namun lubang-lubang pernaungan kadal gurun yang bermeter-meter dalamnya itu, luput dari amukan, selamatlah bangsa kadal gurun.
Sejurus waktu kemudian padang gurun kahala menyepi sunyi, satu persatu bangsa kadal gurun keluar dari lubang pernaungan mereka, kemudian tersentak dan terhenyak, prihatin dan trenyuh melihat padang oase memasir.