Di sinilah yang menjadi letak pentingnya, sehingga kita harus menegosiasikannya pada diri, bahwa otak kita butuh istirahat, tubuh kita butuh istirahat, kita butuh jeda dan rilek, diri kita perlu dirawat dan diperhatikan oleh kita sendiri.
4. Bernegosiasi pada diri dalam rangka membangun rasa percaya diri (Self Confident).
Ya, sering sekali kita terlalu menghakimi diri atas ketidakmampuan bakat dan potensi kita, merasa terbatas, sehingga terkungkung dalam pikiran pikiran yang buruk dan minor atas diri kita.
Padahal, bakat dan potensi itu ada dalam diri, tinggal bagaimana menemukannya dengan cara mencarinya dengan penuh rasa percaya diri.
Inilah yang harus kita negosiasikan pada diri, mempercayakan pada diri, bahwa sebenarnya kita mampu menggali bakat dan potensi tersebut, dan yakin pada diri bahwa kita mampu berbuat yang terbaik, karena ada bakat dan potensi dalam diri kita.
5. Bernegosiasi pada diri dalam rangka mengonsistenkan diri pada visi dan misi (Self Consitent).
Konsistensi diri adalah bersikap tetap, berpegang teguh, sesuai dengan apa yang telah ditekadkan terhadap diri kita sendiri, yaitu keteguhan dalam menetapi prinsip, visi dan misi diri.
Ini yang harus kita negosiasikan pada diri, sehingga kita tidak mudah goyah, gamang, bimbang ataupun ragu ketika suatu saat harus berbenturan dengan kendala, hambatan maupun tantangan.
Kita negosiasikan pada diri kita, bahwa kita harus bangkit ketika terpuruk dan kembali bisa konsisten untuk meneguhkan diri pada prinsip, visi dan misi kita.
***
"Bernegosiasi pada diri sendiri adalah cermin bagi diri, sebagai refleksi perlakuan bijak kita pada diri sendiri". (Quote by Sigit).