Bila bisa mundur mengingat sejenak kebelakang, bagaimana kejam dan biadabnya Rezim Orde Baru membungkan lawan-lawannya dalam berkuasa.
Seperti, kalau ada saja yang sedikit yang berseberangan akan dimatikan karakternya, dibungkam agar tidak melawan, bahkan bisa hilang entah di mana rimbanya.
Setelah Rezim Orde Baru tumbang, seiring itu juga secara perlahan praktik kejam pembunuhan karakter ini dapat berkurang dan dihilangkan.
Kaitannya dengan itu, dari situasi aktual dan faktual beberapa tahun belakangan ini, nampaknya praktik cara-cara pembunuhan karakter ini sudah mulai terlihat kembali.
Sedikit demi sedikit semakin kentara dan terkuak nyata, bahwa di negeri kita Indonesia belakangan ini, praktik pembunuhan karakter ini sudah mulai menggejalai pihak penguasa dan pihak pemenang demokrasi politik.
Artinya dalam hal ini, kalau melihat perkembamgannya dan perjalanannya, dapat dikatakan, bahwa pemerintahan Jokowi dan pihak koalisi parpol yang berdiri di belakangnya, nampaknya sedikit banyaknya sudah mulai menerapkan cara-cara pembunuhan karakter ini.
Sudah mulai terlihat penguasa saat ini mempraktikan pembunuhan karakter dengan segala cara, baik itu kepada lawan politik ataupun pihak yang berseberangan dan pihak lainnya yang mengkritisi penguasa yang sedang menjalankan roda pemerintahan.
Sedikit saja ada yang tidak sejalan dengan penguasa maka dengan segala daya dan upaya akan dibungkam, reputasinya akan dihancurkan, agar tidak lagi melawan, pokoknya apapun itu alasannya, penguasa harus menang, penguasa adalah benar.
Nah dari sini pun, penulis jadi teringat bagaimana statemen yang pernah keluar dari mulut Menkominfo RI, Johny G. Plate, yang berkata dengan keras terkait UU Cipta Kerja silam, yaitu "Kalau pemerintah sudah bilang itu hoaks ya hoaks, kenapa harus dibantah lagi".
Coba saja kalau statemen tersebut disinonimkan seperti begini, "Kalau penguasa bilang itu hoaks ya hoaks, kenapa harus dibantah lagi.
Nah, dari sini saja bisa tergambar, bagaimana pun ceritanya penguasa harus selalu menang dan penguasa itu harus selalu benar, tidak boleh ada pihak lain yang membantah dan boleh melawan penguasa.