Tidak dipungkiri dunia wirausaha baik itu yang berskala kecil, menengah dan ke atas semua terasa sedang "ngos-ngosan"Â atau kondisinya sedang guncang, karena terdampak pandemi corona yang menyebabkan kondisi jadi unpredictable ini.
Bahkan ternyata, tidak sedikit para wirausahawan yang akhirnya tidak mampu bertahan dan harus bangkrut jadi korban keganasan pandemi corona, yang ternyata turut mematikan berbagai jenis wirausaha mereka masing-masing.
Tidak terkecuali juga saya dan rekan-rekan saya, yang memiliki wirausaha bersama di bidang penyiaran radio, kami pun nyaris gagal bertahan, nyaris jatuh pailit ataupun bangkrut dalam berwirausaha.
Kami sempat nyaris menutup usaha bisnis, karena sejak PSBB total silam, pendapatan bersih dalam perbulannya atau 3 bulan berturut-turut mengalami kerugian, omset, sponsor, iklan dan even menurun sangat drastis karena terdampak pandemi corona.
Bahkan, Kami hampir tidak mampu menutupi biaya operasional, seperti di antaranya, biaya gaji karyawan, biaya pajak, biaya perawatan perangkat, biaya listrik maupun air, dan biaya-biaya lainnya.
Sekitar 3 bulan berturut-turut, Kami urunan dana atau menyuntik modal tambahan bagi wirausaha Kami ini, untuk mengatasi tombokan atau minus yang lumayan besar dalam rangka menutupi biaya operasional tersebut yang tentunya jadi tanggung jawab Kami.
Hampir saja, kami merumahkan seluruh karyawan dan menjual beberapa aset Kami, untuk menutupi biaya yang harus Kami bayarkan tersebut.
Apalagi wirausaha kami ini, tingkatannya masih lokal dan termasuk dalam skala wirausaha menengah, tidak memiliki grup, murni pelakunya para wirausahawan lokal dengan kekuatan modal mandiri.
Hampir kami semuanya setuju, untuk menutup sementara waktu wirausaha Kami ini, sambil melihat kedepannya bagaimana perkembangan pandemi corona ini minimal sampai segala sesuatunya dapat diprediksi kemana arahnya.
Secara pribadi, saya sebenarnya tidak setuju menutup wirausaha Kami ini untuk sementara waktu, meskipun disatu sisi memang dilematis.