Sejatinya adalah hal yang "tabu" bila pihak di luaran kantor sampai dapat mengetahui apa yang menjadi "rahasia dapur" kantor.
Justru ketika pihak luar dapat mengetahui apa yang seharusnya menjadi "rahasia dapur" kantor, mereka akan sangat terbantu banget dan sangat riang gembira menerimanya.
Karena mereka bisa mengetahui dengan mudah, bagaimana kondisi yang terjadi di dalam kantor, mereka pasti akan sangat senang sekali mengetahui, ternyata pihak yang jadi pesaingnya justru sudah terlihat keropos dari dalam dan mereka akan bisa dengan mudah mengantisipasi strategi yang dijalankan oleh kantor.
Sehingga kantor justru bisa saja semakin jatuh terpuruk, karena "rahasia dapur" sudah kentara dapat terlihat dari luar atau telah diketahui oleh pihak luar.
Jangan juga karena tidak suka secara sepihak dengan apa yang terjadi di kantor, dengan seenaknya karyawan justru mengumbar segala hal yang terjadi di kantor kepada pihak di luaran kantor.
Padahal, karyawan masih terikat kontrak atau pun bekerja di kantornya tersebut, kecuali kalau karyawan sudah memutuskan resign dari kantor.
Mungkin kalau sudah resign, atau bekerja di kantor lain, boleh-boleh saja mengumbar "rahasia dapur" eks kantor.
Mungkin karena sudah jadi mantan karyawan, terus agar lebih di anggap sebagai pahlawan di kantor tempat barunya bekerja, mau membeberkan segala hal yang terjadi di eks kantornya, boleh saja berperilaku seperti begitu.
Namun demikian, biar bagaimana pun juga, selama karyawan masih terikat terlibat bekerja di kantornya masing-masing, maka berasal dari kantornya jugalah "dapur rumah" karyawan masih dapat "mengepul".
Artinya juga di sini, selama karyawan masih mendapatkan penghasilan gaji dari kantornya tersebut, maka apa pun yang menjadi "rahasia dapur" kantor haruslah tetap dijaga.