Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cegah Dini Toxic Relationship dengan Mengalahkan Perfeksionis

22 November 2020   11:57 Diperbarui: 22 November 2020   11:59 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menetapkan standar yang tinggi terhadap sesuatu hal dan menetapkan penolakan untuk menerima kekurangan standar apapun terhadap sesuatu hal akan mengkategorikan seseorang sebagai orang yang perfeksionis.

Ya, pada umumnya seseorang yang perfeksionis sering kali akan mengalami stres yang luar biasa karena, dalam pandangan mereka ini, jarang ada hal yang cukup baik, sehingga selalu menginginkan segalanya selalu sempurna menurut dirinya.

Inilah kiranya sebenarnya pola pemikiran diri yang tidak sehat, karena membuat Anda tidak akan pernah merasakan kepuasan terhadap sesuatu hal dan selalu menuntut kesempurnaan.

Ya, kaitannya dengan perfeksionis ini, seringkali tanpa sadar maupun secara disadari, baik penulis dan Anda mungkin kerap terjebak dalam situasi ini, yaitu situasi yang ingin selalu perfeksionis terhadap sesuatu hal.

Nah, Kalau Anda terjebak dalam perfeksionisme ini tapi tidak segera di atasi, maka kedepannya dapat menghancurkan jalannya realita kehidupan Anda, bahkan karenanya, bisa membawa Anda jadi seorang yang toxic relationship, baik itu kepada keluarga, pasangan, ataupun teman.

Lebih dari itu, perfeksionis dapat menyebabkan kelelahan secara mental dan emosional, sehingga dapat menganggu kesehatan mental dan fisik Anda dan akan membuat Anda jadi merasa lebih mudah untuk putus asa dan mudah menyerah dalam menjalani realita hidup.

Oleh karenanya, bila kiranya Anda sudah merasakan gejala-gejala perfeksionisme ini pada diri Anda, maka agar kedepannya tidak semakin mengarah kepada kondisi negatif yang tidak diinginkan termasuk juga kedepannya membuat Anda jadi orang yang toxic relationship, boleh kiranya beberapa hal ini dilakukan;

1. Menanamkan dalam diri bahwa tidak semua goal dan cita-cita Anda selalu sempurna.

Terlalu fokus dan berharap pada gambaran besar kesuksesan atau hasil akhir yang sempurna terkait goal dan cita-cita Anda, akan menjebak pikiran Anda dalam dunia khayal ataupun fiksi.

Sehingga membuat Anda akan jadi berkhayal dan berekspetasi terlalu tinggi ini dan itu tentang bermcam kesuksesan Anda.

Padahal semuanya belum Anda raih, sehingga karenanya juga, Anda justru seringkali mengabaikan proses dan langkah-langkah di dalamnya yang tentunya tak semudah membalik telapak tangan dalam rangka mencapainya.

Di sinilah akhirnya perfeksionisme itu muncul, karena ketika terjadi kegagalan, yaitu Anda gagal meraih goal dan cita-cita besar Anda tersebut, maka Anda justru jadi menyalahkan keluarga Anda, pasangan Anda dan teman Anda, akibat ketidak berterimaan karena kesuksesan yang Anda khayalkan ternyata tidak terwujud.

Sehingga pada akhirnya, akan menyebabkan juga, terjadinya hubungan yang kurang harmonis di antara keluarga, pasangan, maupun teman, yang kalau terus-terusan berlaku maka akan berujung pada toxic relationship.

Oleh karenanya, agar kiranya Anda harus tetap peduli tentang apa yang terjadi di antaranya dan proses apa yang diperlukan Anda untuk sampai kepada goal dan cita-cita Anda tersebut.

Jangan karenanya, Anda terjebak dalam khayalan kesuksesan dahulu, sebab kesuksesan itu tidak bisa instan diraih, tapi butuh proses dan kerja keras.

Ilustrasi gambar | Dokumen foto via Cosmopolitan.co.id
Ilustrasi gambar | Dokumen foto via Cosmopolitan.co.id
2. Memberi ruang perenungan pada kekecewaan dan kesalahan yang seiring sejalan dengan goal dan mimpi Anda.

Anda juga Jangan terlalu keras pada diri sendiri, sehingga perlu selalu memaafkan diri sendiri atas kekurangan, kekecewaan dan kesalahan yang seiring mungkin terjadi dalam proses meraih goal dan cita-cita Anda.

Oleh karenanya, langkah perenung diri atas kekecewaan, kekurangan ataupun kesalahan yang terjadi adalah ruang terbaik bagi Anda agar tidak semakin terjebak jadi membenci diri sendiri.

Sehingga Anda mampu memperluas sudut pandang dan mengambil hikmah dari kekecewaan, kekurangan dan kesalahan yang terjadi tersebut.

3. Fokuslah pada hal-hal yang positif.

Lebih fokus pada hal-hal yang positif dalam melakukan proses mencapai goal dan cita-cita besar Anda dengan benar daripada melakukannya dengan sempurna adalah langkah emas yang sempurna.

Menolak kesempurnaan dan meluluskan langkah dengan benar akan membantu Anda peka dan mampu menghadapi perubahan dengan lebih nyaman.

Sebab, perubahan adalah satu-satunya hal yang paling dinamis dan konstan, sehingga butuh terus berjuang dengan benar untuk tetap sempurna.

Sehingga karenanya, Anda akan jadi lebih berani dalam mengambil dan menerima apapun risiko yang tercipta dari proses Anda menuju goal dan cita-cita Anda.

***

Kesempurnaan adalah musuh kemajuan. - Winston Churchill.

Yang jelas, berjuang menuju kesempurnaan bukanlah segalanya, sebab semakin Anda menuntut kesempurnaan, akan membuat Anda semakin ketakutan yang ekstrim akan kegagalan.

Oleh karenanya, proses pertumbuhan ataupun langkah kemajuan jangan sampai dikalahkan oleh rasa takut gagal yang akan menjadi penghalang jalan menuju goal dan cita-cita Anda.

Dengan mengatakan tidak pada kesempurnaan, setidaknya bisa membantu Anda mengisi energi, bahwa kehidupan yang dijalani dengan baik adalah berhenti mencari kesempurnaan dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.

Sehingga Anda akan mampu mengambil risiko dan menjadi lebih terbuka terhadap pengalaman baru dan perubahan yang dinamis dalam meraih goal dan cita-cita Anda.

Anda juga akan selalu terbuka untuk komitmen menciptakan jalinan hubungan yang harmonis, baik itu kepada keluarga, pasangan ataupun teman Anda.

Demikianlah artikel singkat ini, semoga kiranya dapat bermanfaat.

Salam hangat.
Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun