Padahal semuanya belum Anda raih, sehingga karenanya juga, Anda justru seringkali mengabaikan proses dan langkah-langkah di dalamnya yang tentunya tak semudah membalik telapak tangan dalam rangka mencapainya.
Di sinilah akhirnya perfeksionisme itu muncul, karena ketika terjadi kegagalan, yaitu Anda gagal meraih goal dan cita-cita besar Anda tersebut, maka Anda justru jadi menyalahkan keluarga Anda, pasangan Anda dan teman Anda, akibat ketidak berterimaan karena kesuksesan yang Anda khayalkan ternyata tidak terwujud.
Sehingga pada akhirnya, akan menyebabkan juga, terjadinya hubungan yang kurang harmonis di antara keluarga, pasangan, maupun teman, yang kalau terus-terusan berlaku maka akan berujung pada toxic relationship.
Oleh karenanya, agar kiranya Anda harus tetap peduli tentang apa yang terjadi di antaranya dan proses apa yang diperlukan Anda untuk sampai kepada goal dan cita-cita Anda tersebut.
Jangan karenanya, Anda terjebak dalam khayalan kesuksesan dahulu, sebab kesuksesan itu tidak bisa instan diraih, tapi butuh proses dan kerja keras.
Anda juga Jangan terlalu keras pada diri sendiri, sehingga perlu selalu memaafkan diri sendiri atas kekurangan, kekecewaan dan kesalahan yang seiring mungkin terjadi dalam proses meraih goal dan cita-cita Anda.
Oleh karenanya, langkah perenung diri atas kekecewaan, kekurangan ataupun kesalahan yang terjadi adalah ruang terbaik bagi Anda agar tidak semakin terjebak jadi membenci diri sendiri.
Sehingga Anda mampu memperluas sudut pandang dan mengambil hikmah dari kekecewaan, kekurangan dan kesalahan yang terjadi tersebut.
3. Fokuslah pada hal-hal yang positif.
Lebih fokus pada hal-hal yang positif dalam melakukan proses mencapai goal dan cita-cita besar Anda dengan benar daripada melakukannya dengan sempurna adalah langkah emas yang sempurna.