Pertumbuhan Influencer memang sedang tren, meningkat pesat, dan menjadi salah satu alternatif karier menjanjikan yang diikuti dengan kontrak yang mendapat penghasilan besar.
Hal ini karena, peran influencer semakin kekinian sangat penting diperlukan oleh konsumen dan tokoh publik ataupun tokoh tertentu lainnya, untuk mengulas dan mempromosikan merek, profil, gaya hidup, produk, layanan dan sebagainya kepada audiens ataupun khalayak publik.
Sehingga karenanya, audiens dapat memperoleh berbagai informasi yang aktual dan relevan terkait apa yang diinginkan atau dicari oleh audiens termasuk memuluskan tujuan dari para konsumen influencer kepada audiens.
Apalagi dalam perannya, influencer adalah suara yang independen dan kredibel yang memposisikan diri sebagai ahli di bidang industrinya masing-masing dalam rangka mendapatkan kepercayaan dan perhatian dari para followers atau pengikutnya masing-masing.
Tak pelak karena berpeluang mendapat penghasilan yang besar tersebut, semakin banyak saja orang yang ingin menjelajahi dunia perkarieran untuk menjadi influencer.
Hal ini ternyata terjadi juga kepada para karyawan penulis di radio, yaitu para crew-crew radio di berbagai bagian, pada akhirnya penulis mendapati juga bahwa mereka ternyata juga nyambi jadi influencer yang independen dari beberapa produk iklan radio, baik itu iklan komersial maupun iklan layanan masyarakat milik instansi pemerintahan.
Penulis sih oke saja, ketika mereka nyambi menjadi influencer ini, karena itu adalah hak mereka, sebelumnya penulis sebenarnya juga sempat agak pesimis sih dan berpendapat minor tentang influencer dan mengatakan "untuk apa jadi influencer, kan influencer itu sama saja dengan buzzer".
Tapi ternyata, hal tersebut disanggah oleh para crew radio, bahwa antara influencer dan buzzer itu berbeda, dengan tegas mereka mengatakan bahwa influencer itu bukan buzzer.
Alasannya adalah, telah terjadi pembelokan makna yang tidak bertanggung jawab antara influencer dan buzzer karena sebab kepentingan politik.
Begitulah ungkapan dari para crew radio, yang menjelaskan sebagai influencer mereka tidak mau disamakan dengan buzzer, namun terlepas dari pembelokan makna bahwa influencer adalah sama dengan buzzer.
Yang jelas di sini secara faktanya, kalau penulis melihat aktivitas pembuatan konten kreatif para crew radio ini, maka terkait apa yang diutarakan mereka bahwa influencer dan buzzer itu berbeda, ternyata memanglah jelas terlihat berbeda.
Ternyata Influencer itu sejatinya adalah memang benar adanya bahwa mereka ini adalah agen bebas atau profesi yang independen.
Sebenarnya letak di mana yang jadi perbedaan antara influencer dan buzzer bisa dibedakan dari cara mereka membuat kontennya masing-masing.
Influencer yang independen tentunya membuat konten yang menarik dan kreatif secara intelektual dan estetika berfokus pada data dari para konsumen dalam rangka memonetisasi konten mereka kepada para audiensnya. Â
Jadi, berlatar dari penjabaran penulis ini, bagi Anda yang mungkin berminat menjadi influencer, maka jangan pernah ragu untuk melakoninya dan tak perlu ragu kalau Anda jadi influencer dibilang juga sebagai buzzer, karena yang jelas memang berbeda, karena hal sudut pandang akibat kepentingan politik saja.
Nah, berkaitan dengan influencer ini, berdasar hasil saling berbagi pengalaman dengan para crew radio yang penulis uraikan di atas, maka ada beberapa hal yang ingin penulis bagikan, bila anda berminat terjun memulai peran menjadi influencer.
1. Tentukan merek, ceruk, dan audiens Anda.
Anda harus memiliki konten yang unik, khas dan konsisten yang mengungkapkan kepada audiens apa yang ingin mereka ketahui tentang Anda dan konten Anda.
Misalkan membangun audiens menggunakan konten yang berfokus pada karier, pekerjaan, atau akademis dan sebagainya.
Atau mungkin memposting video atau konten berbasis foto seperti tutorial, dukungan bersponsor, atau konten lain yang mungkin terkait dengan merek atau produk dagang dan bisnis di berbagai industri.
Dalam hal ini, influencer harus mampu menemukan dan menguasai ceruk ataupun topik yang diinginkan oleh konsumen untuk dibagikan kepada audiens dan merek dagang Anda harus berbicara dengan siapa yang ingin Anda tarik.
2. Pergunakan saluran media sosial dan platform blog dalam mengembangkan strategi posting konten serta penjadwalan dalam mempublish konten.
Optimalkan saluran medsos dan platform blog Anda sebagai media publikasi konten Anda dan profil Anda.
Kemudian setelahnya, Anda harus mampu mengatur konten Anda agar dapat terpublikasikan secara efisien, dalam hal ini Anda mungkin bisa membuat konsep penjadwalan daftar penerbitan konten Anda.
Lalu setelahnya bisa di-list, terkait rencana pembuatan konten, merilis atau mempublish konten, termasuk mendata konten yang sudah ter-publish tersebut.
Seperti misal, membuat kalender konten untuk dapat memastikan konten Anda konsisten sudah terpublish dan juga untuk mengontrol kinerja dan keterlibatan Anda dalam penerbitan konten.
3. Cermat melihat kapan waktu (timing) terbaik untuk memposting di saluran postingan Anda?
Ya, mungkin memang banyak yang bertanya-tanya dan berpendapat kapan sih sebenarnya waktu terbaik untuk memposting konten di saluran postingan tersebut.
Memang jawabannya adalah bervariasi, karena bergantung pada sifat dari setiap jejaring sosial dan jenis audiens yang terlibat.
Namun demikian, berdasar pengalaman dari para karyawan penulis yaitu para crew radio yang juga terjun jadi influencer ini, maka waktu terbaik yang memiliki interaksi yang tinggi terhadap postingan adalah dimulai pada jam 09.00 sampai jam 11.00, lalu jam 17.00 sampai jam 19.00.
Nah, setelahnya Anda membuat jadwal, dan memposting konten, maka Anda juga harus berfokus pada pengikut Anda dan ikuti balik pengikut anda pada jejaring medsos ataupun blog dan jadikan mereka sebagai sahabat Anda.
4. Jalankan strategi Webinar dan Podcast.
Dengan pertumbuhkembanganan webinar yang semakin menjanjikan, maka Anda juga dapat memanfaatkannya, dengan menyelenggarakan webinar terkait konten Anda pada media sosial atau platform lainnya.
Strategi webinar ini juga selain dapat mempromosikan konten Anda, dapat juga membantu mempromosikan diri Anda, sehingga pengunjung situs web, dan medsos Anda jadi semakin percaya kepada Anda dan konten Anda.
Selain itu anda juga bisa memanfaatkan podcast sebagai sarana atau saluran untuk berbicara di konferensi ataupun talkshow konten Anda dengan menjadikan audiens sebagai tamu ataupun mengundang narasumber dari pemilik produk atau konsumen di podcast Anda.
***
Nah itulah kiranya beberapa tips dan strategi yang bisa diterapkan kalau Anda ingin terjun melakoni peran sebagai influencer, termasuk juga alasan yang menjadi pembeda antara yang mana influencer dan yang mana buzzer.
Perlu diingat juga, bahwa dibutuhkan proses dan waktu untuk melihat kesuksesan ketika Anda memutuskan terjun menjadi influencer.
Butuh kerja keras yang mungkin memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan mungkin butuh waktu bertahun-tahun.
Anda mungkin juga harus mampu membangun hubungan dari waktu ke waktu kepada konsumen dan audiens, bahkan tidak hanya secara digital saja tapi secara nyata kelihatan mata.
Namun yang terpenting adalah, ada upaya perjuangan yang konsisten dari Anda dengan memiliki visi dan misi yang kuat, untuk melakukan lompatan-lompatan hebat untuk mengubahnya serta bergerak menjadi lebih baik.
Demikianlah kiranya artikel ini penulis tuangkan, semoga kiranya dapat bermanfaat.
Salam hangat.
Sigit Eka Pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H