Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Haruskah Resign dari Kantor Karena Alasan-alasan Ini?

12 November 2020   13:01 Diperbarui: 12 November 2020   13:05 1659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar | Dokumen foto via Okezone.com

Gaji nggak oke, boss nggak oke.

Anda resign?
Ya, saya resign lah.

Alasannya?
Untuk apa bertahan, kerja sudah maksimal banget, tapi bossnya nggak nyaman, mending kalo gajinya gede, lah ini gajinya juga nggak gede-gede amat, ah nggak nyaman bangetlah pokoknya kerja dikantor ini, mendingan keluar, cari kerjaan di tempat lain.

Anda bertahan?
Ya, saya bertahan.

Alasannya?
Ya sudahlah diterima saja, habisnya mau bagaimana lagi, mau resign belum tentu dapat kerja lagi, mana cari kerja juga susah, sabar-sabar ajalah, siapa tau kedepannya ada perubahan nih kantor.

***

Gaji sih oke, tapi boss nggak oke.

Anda resign?
Ya, saya resign.

Alasannya?
Boss nya sih yang nggak nyaman, coba saja bossnya nyaman, mungkin saya akan tetap betah kerja di kantor.

Anda bertahan?
Ya, saya bertahan.

Alasannya?
Ya, diterima sajalah, namanya juga boss ya kadang kala nyaman ya kadang kala nggak nyaman, siapa tau nanti ada perubahan, atau siapa tau aja nanti ganti boss baru ada perubahan yang lebih baik, lagian kalau resign belum tentu juga gaji bisa sama atau lebih dari kayak di sini, belum tentu juga bossnya nyaman.

***

Boss sih oke, tapi gaji yang nggak oke.

Anda resign?
Ya, saya resign.

Alasannya?
Gajinya kecil, segitu-segitu aja nggak ada perubahan, padahal kerja sudah maksimal, padahal bossnya sih sebenarnya nyaman banget sih, cocok sih sama boss, tapi sayangnya gajinya sih yang nggak sesuai, malahan nggak ada peningkatan sama sekali.

Anda bertahan?
Ya, saya bertahan.

Alasannya?
yah diterima sajalah, gaji kecil nggak apalah, yang penting bossnya cocok, bossnya nyaman, siapa tau kalo terus sabar ntar kedepannya ada peningkatan.

***

Boss ok, gaji ok, tapi karir begitu-begitu saja, nggak pernah dapat promosi jabatan.

Anda resign?
Ya, saya resign.

Alasannya?
Buat apa bertahan, udah loyal, udah setia mengabdi, tapi nggak pernah dapat promosi jabatan, karir gitu-gitu aja nggak ada peningkatan, mending cari tempat lain yang bisa lebih bisa menghargai masa depan karir.

Anda bertahan?
Ya, saya bertahan.

Alasannya?
Yah, mungkin belum rezeki dapat promosi jabatan, siapa tau nanti kalo sabar bisa dipromosikan, tapi ya sudahlah, selama bossnya nyaman, gajinya juga sesuai, diterima sajalah, lagian kalau keluar pun belum tentu bisa lebih oke dari di sini.

***

Boss bagus, penghasilan bagus, masa depan karir bagus.

Anda resign?
Ya, Saya resign.

Alasannya?
Saya bosan dan jenuh, kerja cuman begitu-begitu saja, posisi jabatan juga sudah enak sih sebenarnya, boss dan gaji juga sudah oke, cuman yaitu saya bosan, keluar sajalah, siapa tau di luar sana ada yang lebih oke dari di sini, apalagi jabatan dan pengalaman saya sudah mumpuni.

Anda bertahan?
Ya, tentu saja saya bertahan.

Alasannya?
Ya, saya sudah mantap, apa lagi yang mau dicari, gaji sudah oke banget, bossnya oke banget, karir mantap banget, ngapain keluar, rugi lah, di luar sana belum tentu bisa kayak di sini.

***

Ya, penjabaran di ataslah yang umumnya kerap meliputi karyawan dalam dunia kerja terkait alasan resign dan bertahannya karyawan di suatu kantor.

Nah, di sinilah sejatinya persoalan itu sebenarnya terletak pada "personal think and personal taste" yang seringkali menggelayuti karyawan soal karir pekerjaan.

Jadi, terkait 5 hal di atas sebenarnya intinya adalah soal keberterimaan dan ketidakberterimaan, suka dan tidak suka, puas dan tidak puas, yang artinya dalam hal ini sebenarnya, tinggal bagaimana cara Anda bersyukur saja.

Memang benar, terkadang mengambil keputusan resign terkait 5 hal di atas perlu juga dilakukan, tidak ada yang salah, sebab resign dan tidaknya, merupakan keputusan Anda sepenuhnya, tapi sebenarnya perlu juga dipertimbangkan sebab kenapanya secara mendalam, termasuk untung dan ruginya.

Terkadang, dalam hal resign ini yang seringkali terjadi adalah, karyawan hanya menuruti sudut pandang pemikiran hanya karena dasar keinginan idealis dan keingin yang perfectionis yang datang akibat pemikiran pribadi dan soal rasa.

Sehingga yang tergambar dan tertanam dalam benak pikir Anda hanyalah selalu berdasarkan atas dasar ketidakberterimaan, ketidaksukaan dan ketidakpuasan saja.

Padahal sebenarnya, semua itu tergantung dari kesabaran dan keikhlasan saja dalam menenerima dan menjalani serta menghadapi ujian dan tantangan dalam bekerja.

Memang sih, alasan soal resign atau tidaknya tergantung bagaimana dari individu masing-masing, tapi setidaknya Anda perlu mempertimbangkannya secara mendalam, agar anda resign bukan hanya karena alasan "personal think and personal taste"  saja.

Sebab apa, di manapun Anda bekerja, tidak akan ada kantor yang selalu ideal dengan idealisme pemikiran Anda, tidak ada kantor yang selalu se-perfectionis keinginan Anda.

Setiap kantor punya sistem dan kebijakannya masing-masing dan ada tantangannya masing-masing, sehingga tinggal bagaimana komitmen Anda, siap atau tidak.

Kalau Anda belum siap, maka sebelum terlanjur terjun terlibat di dalamnya, maka sedari awal, sebelum mengambil keputusan untuk menandatangani kontrak kerja, harus dipikirkan matang, apakah saya memang harus bekerja di kantor itu, apakah sudah pas, sudah cocok, ataukah masih belum.

Jika Anda sudah memutuskan untuk terjun di dalamnya, artinya Anda sudah siap dan sepakat dengan apapun dinamika yang berlaku di dalamnya, baik itu suasananya, gajinya, bossnya, staf karyawan lainnya, dan lain sebagainya.

Ya, memang kadang kala di tengah perjalanannya, akan selalu ada ujian bagi Anda, sehingga membuat Anda sering gamang, bimbang, dan akhirnya jadi terbentuk "personal think dan personal taste" pada diri Anda.

Sehingga karena sudah tidak tahan atau karena Anda mengikuti kehendak idealisme Anda, akhirnya Anda jadi mengambil keputusan untuk resign dari kantor.

Sekali lagi tidak salah kalau Anda resign, tapi yang akan jadi bermasalah adalah bila hal itu jadi keseringan, ada rasa sedikit nggak nyaman, sedikit nggak cocok, Anda resign dari kantor.

Hal ini artinya, ada sesuatu yang nggak beres pada Anda, karena Anda terlalu idealis dan perfectionis, serta tidak punya pendirian dan prinsip yang ajeg.

Anda juga tidak memiliki visi dan misi masa depan yang ajeg, karena selalu menuruti idealisme dan perfectionis Anda.

Oleh karenanya, soal "personal think dan personal taste" ini perlu jadi catatan penting bagi Anda, agar kedepannya bisa menjadi pertimbangan yang mendalam saat Anda ingin memutuskan untuk resign.

Akan selalu Ada 1001 alasan untuk resign, dan akan selalu ada 1001 alasan untuk tetap bertahan.

Keberterimaan dan ketidakberterimaan, suka dan tidak suka, puas dan tidak puas dalam dunia kerja adalah soal ujian dan tantangan dari keihklasan dan kesabaran.

Kalau Anda mampu melewatinya dan mampu bertahan, maka Anda adalah termasuk salah satu pribadi yang selalu punya komitmen untuk selalu bersyukur, komitmen pada prinsip, dan komitmen pada visi dan misi.

Demikianlah kiranya, artikel ini, semoga kiranya dapat bermanfaat.

Salam hangat.
Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun