Kalau faktor sebab alasan Anda minta pindah atau minta mutasi karena dasarnya adalah karena memiliki Atasan yang bermasalah, jelas tidak bisa diterima begitu saja.
Umumnya yang terjadi, bagi Anda yang statusnya terikat sebagai pegawai negeri, meskipun harus dengan berat hati, maka mau tidak mau Anda harus tetap legowo menerimanya dengan lapang dada.
Sehingga dalam hal ini yang perlu Anda lakukan adalah tetap menguatkan mental dan bertahan, meski rasa sakit hati dan perasaan yang terluka harus seringkali mendera Anda dan termasuk rekan kerja Anda yang lainnya.
Akan tetapi kalau berkaitan secara logisnya, tahan atau tidak sih sebenarnya punya Atasan yang kalau marah sukanya memaki dengan kata-kata kotor tersebut dan tidak manusiawi memperlalukan Anda dan rekan-rekan, haruskah Anda dan rekan-rekan diam saja, pasrah dan tetap terima saja?
Tentunya, kalau mau dijawab secara jujur, maka suatu hal yang logis dan wajar adanya, bila ada jawaban, kalau Anda dan rekan-rekan tidak tahan.
Lalu, kalau tidak tahan, apakah perlu dilawan, perlukah dilakukan tindakan mosi tidak percaya, perlukah dilaporkan pada pihak terkait yang lebih berwenang terhadap tindakan Atasan Anda tersebut?
Ya, memang dilematis karena perlawanan seperti diatas meski bisa saja dilakukan, namun belum tentu dapat menyelesaikan masalah yang Anda dan rekan-rekan Anda alami terkait atasan Anda tersebut, justru yang terjadi bisa lebih memperparah konflik.
Namun demikian, bila Anda dan rekan-rekan sudah sangat yakin untuk menempuhnya dengan berdasarkan pertimbangan yang matang berdasarkan data dan fakta yang kuat, perlawanan boleh saja dilakukan, sekali lagi dengan catatan sudah sangat yakin dan memiliki data dan fakta yang kuat.
Sebenarnya perlawanan ini dalam artian positif, kalau bisa berhasil, bisa berdampak pada perubahan sikap dan perilaku Atasan, tapi ya itu tadi dilematisnya keadaan bisa berbalik jadi dilematis ketika konflik justru makin parah.
Lalu, selain menempuh langkah perlawanan, apakah kiranya langkah alternatif lainnya yang bisa dilakukan?
Nah, berkaitan dengan itu, berdasarkan pengalaman penulis yang juga sebagai bekerja sebagai pegawai negeri dan juga beberapa kali memiliki Atasan seperti yang penulis jabarkan sebelumnya, maka langkah alternatifnya adalah tetap menguatkan dan menebalkan mental untuk tetap terima dengan lapang hati.