Di antaranya ada yang melanjutkan perjalanannya sampai ke Kalimantan Timur, bahkan ada juga yang melanjutkan perjalanannya untuk menyeberang ke Sulawesi Selatan.
Gelombang migran yang ketiga terjadi pada abad 500 SM ini sudah bercampur baur dengan ras Melayu, dan kemudian dalam perjalannya yang memakan waktu hingga dua abad lamanya, ternyata mereka juga telah bercampur pula dengan ras Weddoide terutama yang melintasi jalur Sumatera dan berbaur juga dengan ras Mongoloide.
Bukti yang bisa diterangkan bahwa gelombang perpindahan penduduk ini berasal dari campuran ras Mongoloide, Melayu, dan Wedoide adalah terdapatnya ciri-ciri yang hampir sama pada penduduk asli Kalimantan Timur yang datang pada gelombang migran pertama dan kedua.
Campuran Mereka inilah yang pada akhirnya disebut suku Dayak keturunan dengan anak-anak sukunya yaitu Bahau, Melanti, kelai Kuno, Punan, Basap, Benuaq, Tidung, dan keturunan lainnya masing-masing.
Sebagian besar penduduk, baik dari gelombang pertama dan kedua maupun yang ketiga, ada yang mendiami tempat-tempat di sekitar kawasan pantai Kalimantan Timur.
Sedangkan sebagian lainnya yang berasal dari gelombang pertama lebih banyak mendiami daerah-daerah pedalaman, seperti Kerayan yang dihuni sejumlah anak Suku Dayak Kenyah.
Pada perkembangan selanjutnya mereka yang menghuni kawasan pedalaman tapi bermukim di tepi Sungai Mahakam di daerah Muara Kaman berkembang lebih cepat daripada kelompok lainnya.
Kemajuan yang mereka capai merupakan salah satu bukti bahwa percampuran budaya di antara berbagai ras telah membawa pengaruh positif bagi perkembangan suatu kehidupan masyarakat.
Sehingga pada akhirnya, dari mereka inilah kedepannya yang tercatat dalam sejarah Indonesia sebagai pendiri kerajaan tertua di Nusantara yaitu Kerajaan Mulawarman.
Demikianlah ulasan singkat ini, Sejarah Peradaban dan Asal Mula Suku Dayak di Kalimantan Timur dan pada kesempatan selanjutnya masih akan penulis ulas juga tentang Kalimantan Timur pada masa kerajaan.
Sumber pustaka;