Begitu tulisan yang tertera pada plang papan nama desa tersebut, tapi ada yang membuat saya jadi menghentikan sejenak laju sepeda motor saya, karena ada yang sedikit membuat saya bertanya-tanya dalam hati.
"Ucapkan salam permisi dalam hati", waduh, kenapa nih harus seperti itu yah, tanya saya dalam hati, ada apa yah, tapi ya sudahlah, saya ikuti saja sesuai petunjuk yang tertera pada plang papan nama desa tersebut.
Ketika saya melintasi jembatan, entah karena sugesti saya setelah membaca plang papan nama desa, memang terasa ada aura yang aneh, entah kenapa tiba-tiba bulu kuduk saya berdiri dan saya jadi merinding.
Bahkan tiba-tiba, muncul kabut tipis disertai desir angin tipis yang menebarkan aroma bau yang aneh, entah bau apa juga, saya taktahu, karena seumur hidup saya takpernah mencium aroma tersebut, baru ini saya mencium aroma aneh tersebut.
Wah kenapa ini ya, ah sudahlah, saya berupaya tetap tenang saja, dan selepasnya melintasi jembatan saya memang jadi lebih tenang.
Tapi saya jadi agak keder, entah kenapa saya jadi takberani untuk menengok kebelakang, sehingga saya memilih mengikuti kata hati untuk jalan terus dan mengurungkan niat untuk menengok kebelakang.
***
Ya, ternyata memang tidaklah mudah bagi saya untuk memperoleh informasi peristiwa yang akan saya ulas ini, meski saya sudah memperkenalkan diri termasuk menjelaskan pekerjaan saya, warga sempat bungkam tak mau bicara.
Karena warga desa masih trauma dan terkesan paranoid untuk menuturkan peristiwa yang pernah terjadi pada lima tahun yang silam tersebut.
Namun, dengan menyampaikan niat dan bujukan, bahwa saya mengulasnya dalam rangka menyampaikan pesan edukasi, akhirnya warga berkenan juga untuk menceritakannya, mereka juga mengajak saya untuk singgah di rumah tetua desa Manggah, Mbah Renggo namanya.
Nah, dari penuturan beberapa warga, ternyata memang benar adanya, bahwa sekira tahun 2015, desa Manggah pernah dihebohkan dengan peristiwa mistis, tentang seorang wanita cantik yang tewas dengan kepala meledak di jembatan desa.