Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kades Cantik Tewas dengan Kepala Meledak, Diduga Gara-gara Susuk Pesugihan (Bagian Pertama)

5 Oktober 2020   19:50 Diperbarui: 5 Oktober 2020   19:54 3431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar hanya sebagai ilustrasi | Dokumen Foto Via Shutterstock.com

Begitu tulisan yang tertera pada plang papan nama desa tersebut, tapi ada yang membuat saya jadi menghentikan sejenak laju sepeda motor saya, karena ada yang sedikit membuat saya bertanya-tanya dalam hati.

"Ucapkan salam permisi dalam hati", waduh, kenapa nih harus seperti itu yah, tanya saya dalam hati, ada apa yah, tapi ya sudahlah, saya ikuti saja sesuai petunjuk yang tertera pada plang papan nama desa tersebut.

Ketika saya melintasi jembatan, entah karena sugesti saya setelah membaca plang papan nama desa, memang terasa ada aura yang aneh, entah kenapa tiba-tiba bulu kuduk saya berdiri dan saya jadi merinding.

Bahkan tiba-tiba, muncul kabut tipis disertai desir angin tipis yang menebarkan aroma bau yang aneh, entah bau apa juga, saya taktahu, karena seumur hidup saya takpernah mencium aroma tersebut, baru ini saya mencium aroma aneh tersebut.

Wah kenapa ini ya, ah sudahlah, saya berupaya tetap tenang saja, dan selepasnya melintasi jembatan saya memang jadi lebih tenang.

Tapi saya jadi agak keder, entah kenapa saya jadi takberani untuk menengok kebelakang, sehingga saya memilih mengikuti kata hati untuk jalan terus dan mengurungkan niat untuk menengok kebelakang.

***

Ya, ternyata memang tidaklah mudah bagi saya untuk memperoleh informasi peristiwa yang akan saya ulas ini, meski saya sudah memperkenalkan diri termasuk menjelaskan pekerjaan saya, warga sempat bungkam tak mau bicara.

Karena warga desa masih trauma dan terkesan paranoid untuk menuturkan peristiwa yang pernah terjadi pada lima tahun yang silam tersebut.

Namun, dengan menyampaikan niat dan bujukan, bahwa saya mengulasnya dalam rangka menyampaikan pesan edukasi, akhirnya warga berkenan juga untuk menceritakannya, mereka juga mengajak saya untuk singgah di rumah tetua desa Manggah, Mbah Renggo namanya.

Nah, dari penuturan beberapa warga, ternyata memang benar adanya, bahwa sekira tahun 2015, desa Manggah pernah dihebohkan dengan peristiwa mistis, tentang seorang wanita cantik yang tewas dengan kepala meledak di jembatan desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun