Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perang Santet, Pelet "Jaran Goyang" Vs "Semar Mesem"

3 Oktober 2020   16:08 Diperbarui: 3 Oktober 2020   16:23 5262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ah, si bos ini kalo ngga si Lilik pasti si Ayu yang sering diajak urusan bisnis ke luar negeri, kenapa bukan aku sih", gerutu Ria, yang komplain terhadap sikap bos kantornya.

"Gimana nih Ni, gak adil bangetkan yang dilakuin Mas Felix ini, pilih kasih dia tuh Ni", ungkap Ria kepada Ani sahabatnya.

Hm,,, kalo begini caranya, aku harus cari cara supaya Mas Felix lebih perhatian padaku, Dia harus bertekuk lutut dihadapanku", gerutunya lagi.

Ani yang melihat kesewotan Ria hanya bisa geleng geleng kepala saja mendengar perkatan demi perkataan yang keluar dari mulut Ria.

"Sabar Ri, mungkin Pak Felix punya pertimbangan, kenapa kok seringnya Lilik atau Ayu yang diajaknya", kata Ani berupaya menenangkan Ria.

"Enggak Ni, itu pasti Mas Felix aja yang dasarnya ganjen, mata keranjang, sebel aku jadinya Ni, pokoknya Ni, aku harus bisa dapetin Mas Felix apapun caranya titik", jawab Ria kepada Ani.

"Ya sudahlah, terserah kamu Ri, aku kan cuman ngingetin kamu aja supaya sabar", jawan Ani.

***

Ya, Ria, sosok wanita kantoran, salah satu staf asisten bos kantornya yang sebenarnya tak kalah cantik dan menarik bila disandingkan dengan paras kecantikan para asisten bosnya yang lain yaitu si Lilik dan Ayu.

Rupanya Ria sudah kadung jatuh cinta pada Felix sang bos kantornya tersebut, sehingga ia sering terpantik cemburu, ketika Lilik ataupun Ayu justru yang lebih sering mendapat perhatian dari si Felix, Bos kantor yang jadi pujaan hatinya tersebut.

***

Sementara itu, Felix pikirannya sedang bergolak, ia bimbang, siapa yang harus mendampinginya dalam urusan bisnisnya di Italia hal itu diutarakannya pada yoga, ajudan pribadinya

"Ah,,, gimana ni Yog, apa aku ajak si Lilik aja ya, untuk urusan bisnis di italia ini, soalnya waktu lalu kan si Ayu sudah kuajak waktu urusan bisnis di Jerman.

Mmm,, atau si Ria aja kali yah yog, ah kayaknya enggak deh yog, Lilik aja lah,,, soalnya Ria terlalu pendiem sih, repot ntar urusannya kayak waktu di Prancis lalu, kamu ingat kan Yog, waktu itu Ria malah lebih banyak diemnya, iya kan", ungkap Felix kepada Yoga.

"Terserah bos ajalah gimana baiknya, kalo saya mah cuman pengikut, mana saya ngerti urusan yang begituan bos", jawab Yoga.

"Padahal Yog, waktu itu aku mengandalkannya tapi ya kamu tau sendirikan, kan kamu terus yang mendampingi saya, makanya aku jadi lebih sering ngajak si Lilik atau si Ayu kalo ada urusan bisnis kantor.

"Heuh, Ria oh Ria, sebenarnya  aku itu suka sama Dia itu Yog, tapi entah kenapa juga sih ini Yog, aku tuh langsung terdiam membeku, lidahku kelu dan mulutku mengatup bila aku ingin mengungkapkan rasa suka itu sama dia".

"Dia itu malahan sering bikin aku cemburu, sama staf cowok para bawahanku, bayangkan Yog, Dia justru lebih supel kalo gaul sama bawahanku para cowok-cowok ganjen itu, tapi kalo sama aku dia malah dingin banget, padahal aku kan bosnya, beda banget respeknya, Hmm,,, aku harus cari cara nih supaya Ria bisa tergila-gila padaku, gimana yog menurut kamu", tanya Felix kepada Yoga.

"Ya, kalo menurut saya sih, bos harus kasih perhatian sama si Ria, supaya tau kalo bos suka sama Ria, maaf ya bos itu cuman saran loh bos, terus emangnya bos mau pake cara apa sih sebenarnya", tanya Yoga.

"Nanti kamu akan tau sendiri Yog, tunggu ajalah ntar", jawab Felix.

Ya, begitulah yang terjadi pada Felix, yang ternyata usut punya usut, sedang menaruh hati kepada Ria.

***

Singkat kata, begini jalan ceritanya;

Suatu malam sekira pukul sebelasan malam, Ria dengan ditemani sahabatnya yaitu Ani, datang pada seorang dukun santet, Ki Probo namanya.

Lalu, Ria mengutarakan apa yang menjadi tujuannya datang menemui Ki Probo, dan Ki Probo juga paham apa yang menjadi keinginan Ria, sejurus kemudian langsung menyodorkan dan menerangkan ilmu pelet ajian jaran goyang.

Ki Probo menjelaskannya dengan seksama kepada Ria, "Ritual jaran goyang itu tidaklah mudah ndok, sebab kamu harus menjalani prosesi ritual mandi kembang tujuh rupa selama tujuh hari tujuh malam, puasa mutih selama tujuh hari tujuh malam".

"Lalu kamu harus memberi sajen pada susuk yang nantinya kutanamkan diubun-ubunmu setiap malam jumat, kemudian merapalkan mantra pelet yang sudah saya berikan kepada kamu sebanyak 111 kali saat tengah malam, sebanyak 33 kali saat fajar dan sebanyak 44 kali saat senja".

"Jadi totalnya 188 kali dalam sehari, diiringi membayangkan wajahnya selama melafalkan mantra, kamu sanggup".

"Sanggup Ki, pokoknya demi mendapatkan Mas Felix, saya sanggup Ki", jawab Ria dengan penuh keyakinan.

Baiklah kalo begitu, saya siapkan berbagai bahannya dan catatan tata cara buat ritualmu, dan ingat juga, kamu sudah sepakat dengan segala konsekwensinya ya ndok", tegas Ki Probo kepada Ria.

"Siap Ki", jawab Ria lagi.

Sepulangnya dari rumah Ki Probo, dalam perjalanan pulang tersebut, Ani sempat mengingatkan sahabatnya tersebut.

"Kamu sudah yakin banget Ri pake pelet jaran goyang demi memikat Pak Felix, inget Ri, pelet itu nggak baik, dosa Ri", kata Ani.

"Udahlah Ni, pokoknya aku sudah yakin, Mas Felix harus bertekuk lutut dihadapanku, Dia harus jadi milikku, ngga rela banget kalo Mas Felix sampai jatuh kepelukan si Lilik atau si Ayu",  tegas Ria.

Ya sudahlah kalo gitu, yang penting, sebagai sahabatmu, aku sudah ngingetin kamu", tutur Ani.

***

Ternyata, apa yang dilakukan oleh Ria, turut juga dilakukan oleh Felix, dengan ditemani Yoga, ajudan pribadinya, ia datang kepada dukun santet, Ki Jambrong namanya.

Ki Jambrong menjelaskan dengan seksama kepada Felix, tentang ilmu dan laku ritual yang harus dilakoni, agar bisa menguasai pelet semar mesem.

Dengan serius Ki Jambrong menjelaskan kepada Felix;

"Inget ya, kamu harus mandi kembang tujuh rupa selama tujuh hari, puasa mutih tujuh hari tujuh malam, mulainya Selasa Kliwon, kemudian dihari kedelapan kamu harus puasa pati geni selama satu hari penuh".

"Mantra yang saya kasih ini, harus kamu baca sebanyak tiga kali sambil tahan nafas dan membayangkan wajah orang yang kamu tuju, jangan lupa setelahnya kemudian ditiupkan ke tanganmu lalu diusapkan ke wajahmu".

"Kamu bawa juga jimat kalung yang saya berikan ini, kamu tiupkan juga mantra itu kepada jimat ini setiap hari, ingat setiap hari, dan juga jangan lupa, setiap malam jumat kamu lakukan ritual memandikan jimat dengan kembang tujuh rupa dan saya juga ingatkan jangan ada yang kamu langgar, karena kamu sudah sepakat dengan konsekwensinya bila kamu melanggarnya", jelas Ki Jambrong.

Baiklah Ki, Saya akan patuhi segala syarat yang Ki Jambrong jelaskan, pokoknya demi Ria, saya siap Ki", tegas Felix.

Di tengah perjalanan saat hendak pulang, Yoga juga sempat mengingatkan apa yang dilakukan bosnya tersebut.

"Bos, maaf bos, aduuuh gimana yah bos, saya jadi segan ngomongnya nih bos", tutur Yoga kepada Felix.

"Kenapa Yog, kamu nggak setuju dengan caraku ini, nggak yakin kalo cara ini berhasil", tegas Felix kepada Yoga.

"Bukan begitu juga sih bos, cuman sih, apa nggak dosa kalo pake cara itu, kan itu pelet bos, aduuh maaf bos, maaf saya cuman ngasih saran aja booss", kata Yoga.

"Sudahlah kamu lihat aja nanti gimana hasilnya, okeyyy", tegas Felix lagi.

"Siap Boss, okeyyy lah kalo begitu", jawab Yoga.

***

Singkat cerita lagi, ternyata "goro-goro saling kasmaran" inilah akhirnya kedepan, yang membuat terjadinya malapetaka dikemudian hari, yang diakibatkan karena perang santet ilmu hitam antara ajian jaran goyang versus ajian semar mesem.

Ilustrasi gambar via Shutterstock.com
Ilustrasi gambar via Shutterstock.com
Saling adu kuat, bertahan dan menyerang di antara dua pelet ilmu hitam dari dua dukun santet milik Ki Probo dan Ki Jambrong akhirnya terjadi, bukannya tambah saling jatuh cinta dan saling memiliki yang terwujud di antara Felix dan Ria, tapi yang terjadi adalah malapetaka.

Katanya sih, hal ini terjadi karena efek saling serang dan saling bertahan dari kedua ilmu pelet hitam tersebut, sehingga justru antiklimaks, membuahkan malapetaka yang berujung pada rusaknya ingatan Ria dan Felix yang pada akhirnya harus mengalami ganguan jiwa.

Ya, keduanya jadi gila, sempat dirawat berbulan-bulan di rumah sakit jiwa, tapi karena kondisi kesehatan keduanya terus menurun, mereka harus dirujuk ke rumah sakit umum dan menempati ruang ICU.

Menurut diagnosa dokter yang merawat keduanya, kenapa kondisi kesehatan keduanya menjadi seperti itu, disebabkan juga karena keduanya tidak mau makan dan minum, asupan gizi dalam tubuh tak seimbang, dan sering menyakiti diri sendiri.

Bahkan akhirnya, nyawa Ria dan Felix tak tertolong, dan harus menjemput ajal, masing-masing menghembuskan nafas terakhirnya di ICU Rumah Sakit.

Kematian keduanyapun sangat tidak wajar, Ria meninggal dengan mata melotot, kemudian keluar darah hitam dari ubun-ubunnya.

Sedangkan Felix selain meninggal dengan mata melotot, dari lubang duburnya keluar cairan hitam, dan ada bekas menghitam seperti terbakar didadanya.

Bisa dimungkinkan ini disebabkan karena ritual-ritual pesugihan, ataupun sejenisnya yang tak lagi rutin dijalankan karena keduanya akhirnya jadi gila.

Ya, sebuah akhir yang tragis sekaligus memilukan, goro-goro kasmaran justru terjadi perang santet pelet hitam, jaran goyang vs semar mesem.

Begitulah kesaksian Ani dan Yoga kepada saya, termasuk juga kesaksian yang didapat Ani dan Yoga dari keluarga dekat keduanya, baik itu keluarga Felix maupun keluarga Ria yang tak ingin namanya disebutkan tersebut.

Ya, sebagai HRD kantor, saya perlu mengetahui apa yang menjadi sebab musabab, terkait sakit kerasnya dua karyawan terbaik kantor yang akhirnya meninggal tersebut, apalagi yang satu bos dan satunya adalah asisten bos.

Yang jelas sesuai komitmen dan janji saya, dalam rangka catatan kearsipan karyawan, saya tidak akan menuliskan apa yang diungkapkan Ani dan Yoga, termasuk dari kedua keluarga masing-masing, baik itu keluarga Felix dan keluarga Ria.

Yah ternyata, meski dunia semakin modern, tapi saya harus menerima kenyataan pahit, bahwa pelet, santet, dan sejenisnya demi mencapai tujuan masing-masing masih saja berlaku.

Sehingga inilah juga saya jadi perlu menuliskan kisah tragis ini dalam buku harian saya, untuk menjadi pengingat bagi diri, agar selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sigit Eka Pribadi.

Maaf baru belajar Fiksi, mohon dimaklumi ya,,,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun