Sementara itu, Felix pikirannya sedang bergolak, ia bimbang, siapa yang harus mendampinginya dalam urusan bisnisnya di Italia hal itu diutarakannya pada yoga, ajudan pribadinya
"Ah,,, gimana ni Yog, apa aku ajak si Lilik aja ya, untuk urusan bisnis di italia ini, soalnya waktu lalu kan si Ayu sudah kuajak waktu urusan bisnis di Jerman.
Mmm,, atau si Ria aja kali yah yog, ah kayaknya enggak deh yog, Lilik aja lah,,, soalnya Ria terlalu pendiem sih, repot ntar urusannya kayak waktu di Prancis lalu, kamu ingat kan Yog, waktu itu Ria malah lebih banyak diemnya, iya kan", ungkap Felix kepada Yoga.
"Terserah bos ajalah gimana baiknya, kalo saya mah cuman pengikut, mana saya ngerti urusan yang begituan bos", jawab Yoga.
"Padahal Yog, waktu itu aku mengandalkannya tapi ya kamu tau sendirikan, kan kamu terus yang mendampingi saya, makanya aku jadi lebih sering ngajak si Lilik atau si Ayu kalo ada urusan bisnis kantor.
"Heuh, Ria oh Ria, sebenarnya  aku itu suka sama Dia itu Yog, tapi entah kenapa juga sih ini Yog, aku tuh langsung terdiam membeku, lidahku kelu dan mulutku mengatup bila aku ingin mengungkapkan rasa suka itu sama dia".
"Dia itu malahan sering bikin aku cemburu, sama staf cowok para bawahanku, bayangkan Yog, Dia justru lebih supel kalo gaul sama bawahanku para cowok-cowok ganjen itu, tapi kalo sama aku dia malah dingin banget, padahal aku kan bosnya, beda banget respeknya, Hmm,,, aku harus cari cara nih supaya Ria bisa tergila-gila padaku, gimana yog menurut kamu", tanya Felix kepada Yoga.
"Ya, kalo menurut saya sih, bos harus kasih perhatian sama si Ria, supaya tau kalo bos suka sama Ria, maaf ya bos itu cuman saran loh bos, terus emangnya bos mau pake cara apa sih sebenarnya", tanya Yoga.
"Nanti kamu akan tau sendiri Yog, tunggu ajalah ntar", jawab Felix.
Ya, begitulah yang terjadi pada Felix, yang ternyata usut punya usut, sedang menaruh hati kepada Ria.
***