Segala hal, tentang kebenaran palsu terbukti ada dalam kehidupan kita sehari-hari, bahkan terkadang yang benar justru dianggap sebagai kepalsuan.
Taksedikit, pemimpin ataupun orang-orang yang terjebak dalam situasi tersebut hanya demi keterpercayaan dirinya di muka umum.
Karena justru bertindak melanggengkan kepalsuan, dan takpeka dengan dampak yang terjadi bila ketidakbenaran itu terus berlangsung.
Oleh karenanya, diperlukan keterpekaan diri, untuk perduli mendengarkan, maupun perduli menyimak situasi yang aktual, disertai dengan bertindak dengan prinsip menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran.
Termasuk juga kepedulian untuk meningkatkan kemampuan analisa yang baik dan ketrampilan diri dalam mengorganisasi publik, menyadari bahwa untuk mengatur dan mengembangkan diri dari begitu banyak orang, tidak bisa dilakukan seorang diri.
Sehingga berbagai hal tindakan, terkait apa yang sekiranya dapat memberi kesan baik haruslah diutamakan, agar kedepannya dapat mencitrakan kita menjadi orang yang layak untuk memperoleh keterpercayaan di muka umum.
4. Menerapkan komunikasi publik sebagai seni percakapan.
Setiap orang karismatik harus mengetahui, bagaimana membangun komunikasi publik dengan percakapan yang meneduhkan dan dapat membuat orang lain merasa nyaman dalam percakapan tersebut.
Empati dan meyakinan dalam berkomunikasi, serta mahir ketika bertuturkata dalam berpidato, menyadari bahwa bertanya dan mengumpulkan banyak informasi merupakan nilai yang sangat penting untuk diterapkan.
Mengesampingkan ego untuk lebih banyak mendengar tidak pasif dan tinggal diam, untuk lebih "mendalami".