1. Memvisionerkan timeline pekerjaan
Tentunya dalam proses perjalanannya, ada beragam momen peristiwa dalam pekerjaan kita, ada kalanya memperoleh momen baik dan buruk.
Nah, di sinilah terkadang, kita lebih dominan mengingat atau menyimpan momen yang buruk yang pernah kita alami dalam bekerja.
Hal ini tentu akan berdampak pada titik fokus kita pada cita-cita, dan kita jadi sulit memaafkan riwayat maupun pengalaman buruk dari pekerjaan kita tersebut.
Sehingga munculah pada apa yang tidak kita inginkan, dan pada akhirnya kita jadi menyelaraskan diri dengan momen buruk itu, hingga akhirnya munculah rasa ketidakberterimaan diri ketika menyikapi suatu realita rutinitas pekerjaan.
Jadi, kalau sudah begini, kita perlu merekonsiliasi lagi timeline kita, lalu berpikir visioner jauh ke depan, selalu berprinsip memaafkan momen buruk yang pernah dialami saat bekerja dan meneguhkannya menjadi pengalaman yang berharga, sebagai catatan penting dalam rangka membuka lembaran baru yang berikutnya.
2. Merekondisi visi dan misi
Karena yang jelas di luar sana, orang lain akan terus bergerak dan berpacu, sudah banyak yang melakukan lompatan-lompatan hebat untuk mewujudkan cita-cita mereka dalam pekerjaan, mereka berhasil membuka belenggunya masing-masing.
Nah, kaitannya dengan itu, maka membelenggu sudut pandang dengan titik jenuh dalam pekerjaan, akan mengendorkan visi dan misi kita, dan tentu saja kita akan semakin jauh tertinggal, karena tak mampu lepas dari belenggu.