Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bagaimana Bila Akhirnya KAMI, PA 212, dan Oposisi Berkoalisi?

28 Agustus 2020   18:28 Diperbarui: 28 Agustus 2020   18:17 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Panasnya kancah politik Tanah air mulai kian terpampang nyata, para tokoh publik hingga para politisi mulai saling pamer pamor dan cari panggung.

Aroma adu panggung dan pamer pamor kian panas tatkala, KAMI dideklarasikan, bahkan seolah tak mau ketinggalan kereta ataupun tidak dapat panggung dalam perkembangan politik, PA 212 juga turut serta mengambil kesempatan tersebut.

Memang tak dipungkiri, kemunculan sejumlah para tokoh publik dan tokoh politisi seperti, Din Syamsudin, Gatot Nurmantyo, Amien Rais, mulai menyeruak ke ruang publik, bahkan nama Habib Rizieq dan Ustad Somad turut disebut sebut dalam adu panggung politik dan pamer pamor tersebut.

Dengan perkembangan ini, kalau boleh dianalisis, nampaknya dari pihak PKS yang berada dipihak Oposisi, pihak partai yang berada diluar pemerintahan seperti PAN dan Demokrat, hingga partai baru, sepertinya sedang bertindak menunggu kemana mereka cari kendaraan dan tinggal mencarikan panggung bagi mereka.

Lalu bagaimana reaksi dari pihak koalisi yang berada di pemerintahan?

Ya, memang sepertinya pihak koalisi yang berada di pemerintahan mulai mendapat lawan lawan politik yang tidak bisa diremehkan begitu saja.

Karena kalau dilihat ada respon yang cukup reaktif dari pihak koalisi yang berada di pemerintahan, bagaimana mulai kritis dan lantangnya PDIP yang tentunya termasuk juga para koalisinya yang berkuasa di pemerintahan ini, menyikapi kehadiran KAMI tersebut.

Seperti yang telah ditegaskan oleh Megawati, Ketum PDIP yang mulai angkat bicara memberi respon terkait dideklarasikannya KAMI.

"Saya suka ketawa, kemarin ada orang yang bentuk KAMI. Wah KAMI itu kayaknya banyak banget yang kepingin jadi presiden. Ya daripada bikin seperti itu, kenapa ya dari dulu enggak cari partai?"

Begitulah Megawati angkat bicara terhadap KAMI dalam konferensi virtual di Jakarta pada Rabu, 26 Agustus 2020.

Tidak ada yang salah dan wajar saja bila Megawati mensinyalir adanya kepentingan Pilpres di balik gerakan KAMI tersebut.

Karena memang pada dasarnya kalau melihat gelagat gerakan KAMI, memang bukanlah gerakan moral dari masyarakat sipil biasa, sepertinya memang ada gerakan yang berbau-bau politik praktis dan manuver politik.

Artinya disini, bila tokoh Politisi sekaliber Megawati sudah mulai rasan rasan terhadap KAMI, maka jelaslah sudah, bakal bagaimana panasnya adu kekuatan politik yang nanti bakal bertarung di Pilpres 2024.

Dan secara umumnya, dalam hal ini tidak ada salahnya pula bila para Koalisi yang berada dipemerintahan mulai memperhitungkan dan memprediksi bagaimana kekuatan para calon lawan politiknya di Pilpres 2024 mendatang.

Apalagi, kalau pada akhirnya kelompok PA 212, KAMI, dan Oposisi bergabung bersama untuk berkoalisi, Wah, tentu ini bukan lawan yang politik yang abal-abal.

Di sini jugalah yang nampaknya perlu jadi catatan para partai koalisi yang berkuasa dipemerintahan untuk memprediksikan bila pada akhirnya tidak tertutup kemungkinanya, kelompok PA 212, KAMI, dan Oposisi berkoalisi.

Memang, Novel Bamukmin angkat suara, kalau PA 212 belum tertarik untuk bergabung dengan KAMI karena sejumlah alasan tertentu, tapi belum tentu juga, namanya politik itu bisa dimungkinkan, bisa jadi juga kedepan mereka justru berkoalisi bersama.

Sehingga inilah yang memang perlu jadi pertimbangan seiring perjalanan menuju Pilpres 2024 kedepan, pengaruh bagaimana kepercayaan publik yang menjadi simpatisan, terhadap kinerja dan jalannya roda pemerintahan yang saat ini sedang dikuasai oleh para koalisi pemerintahan memang jadi taruhannya.

Maka dari itu, kalau para koalisi pemerintahan ingin tetap eksis, untuk terus mendapat simpati dukungan publik yang dulu setia mendukung mereka, maka mereka harus tetap bisa menjaga kepercayaan para simpatisan.

Karena bukan tidak mungkin kedepannya elektabilitas parpol koalisi pemerintahan menurun sebab dicerai oleh para simpatisannya yang berbalik membelot ke lawan politik karena kecewa dan tidak puas terhadap parpol koalisi pemerintahan dalam mengelola negara.

Ya, segala sesuatunya dalam politik masih bisa memungkinkan terjadi, dan tentunya tinggal dilihat saja bagaimana nantinya seiring waktu.

Apakah KAMI dapat kendaraan politik atau justru jadi partai baru, apakah KAMI dan PA 212 jalan sendiri sendiri, atau mungkin keduanya dirangkul pihak oposisi untuk berkoalisi bersama, apakah simpatisan partai koalisi pemerintahan tidak membelot atau justru terjadi pecah kongsi di parpol koalisi pemerintahan?

Ya, tinggal dilihat saja bagaimana adu kekuatan dan pamer pamor di panggung politik Tanah Air yang berjalan seiring menjelang nanti Pilpres 2024.

Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun