Sehingga bila hubungan positif ini dapat dikelola dengan baik, dan selalu adapted dan support dengan gaya dan karakter kepemimpinan atasan, maka bawahan akan dapat mempengaruhi (upward influencing) atasannya.
2. Membangun koalisi dengan saling menjadi perekat tim.
Ya, membangun koalisi disini maksudnya adalah bila antara karyawan bisa saling menjadi perekat tim dan saling proaktif bersama, maka atasan juga akan dapat dipengaruhi.
Bila pada suatu ketika, atasan melakukan kesalahan, maka dengan didukung hubungan yang positif, memahami gaya dan karakternya ditambah dengan rekatnya tim dan proaktif bersama.
Maka, alasan yang diajukan dalam rangka mengingatkan atasan ini, baik itu melalui saran, ide, gagasan, solusi, yang diajukan berdasarkan pertimbangan data dan sumber yang logis.
Dan tentunya, bila alasan yang diajukan tersebut didukung berdasar sumber dan data yang logis, maka pastinya secara logikannya juga, alasan tersebut pasti akan dapat diterima atau dipertimbangkan oleh atasan.
Tentu saja atasan akan melihat dengan cermat dan seksama, kenapa dia harus sampai diingatkan oleh bawahannya, bahkan bisa jadi atasan akan sangat berterima kasih karena sudah diingatkan oleh bawahannya.
-----
Nah inilah kiranya 2 kunci bagaimana karyawan bawahan dapat mempengaruhi atasannya, mempengaruhi atasan sebenarnya sangatlah diharapkan sebagai keseimbangan antara atasan dan bawahan dalam lingkup kerja di kantor.
Bila 2 Kunci ini bisa diterapkan kepada atasan, maka seiring perjalanannya, bukan hanya mampu mempengaruhi atasan, tapi kedepannya akan dapat mengontrol ataupun mengendalikan atasan dalam rangka pencapaian hasil kerja
Namun demikian, perlu juga jadi catatan penting, dukungan mutu dan kualitas leadership dari dalam diri masing-masing karyawan akan sangat berpengaruh juga dalam hal mempengaruhi atasan ini, sehingga kemampuan leadership masing-masing juga harus selalu update dan di-upgrade disesuaikan dengan dinamika yang ada di kantor.
Demikianlah kiranya yang bisa penulis bagikan, semoga dapat bermanfaat